Senin, 18 November 2013
Minggu, 17 November 2013
Rabu, 13 November 2013
Pemerintah Kudeta Akan Ijinkan Perayaan Syiah pada 10 Muharam
Amru juga menyebutkan bahwa perayaan ini dilaksanakan dengan kordinasi Kementrian Wakaf untuk masalah perijinan. Sedangkan untuk masalah keamanan, mereka telah berkordinasi dengan Kemendagri. Amru menilai bahwa sikap pemerintah kudeta ini adalah bentuk menghormati HAM kelompok syiah.
Hal ini mendapatkan kritikan banyak pihak. Misalnya Dr. Alaa Shadiq, pengamat politik dan sepakbola, menulis dalam akun twitternya, “Sekarang ada perayaan syiah di masjid Husain. Kalau hal itu dibolehkan, besok-besok pasti akan ada siaran langsung upacara para penyembah setan.”
Adil Nashar, anggota dewan pimpinan Dakwah Salafiyah meminta seluruh pihak untuk mencegah dilaksanakannya perayaan syiah tersebut. Beliau meminta agar masyarakat dijelaskan tentang kesesatan ajaran dan akidah kelompok agama ini.
Menurutnya, saat ini sedang ada agenda internasional dalam penyebaran syiah. Mesir salah satu target mereka. Ini sangat berbahaya karena syiah, menurutnya, adalah pihak yang bertanggung jawab atas runtuhnya khilafah Islamiyah di Baghdad saat mereka bersekongkol dengan Hulako, dan juga bertanggung jawab atas jatuhnya Irak karena mereka bekerja sama dengan Amerika. (msa/dakwatuna/egytwindow/masrawy/almesryoon)
bintang ‘Rugby League’ menemukan jalan hidayah-Nya
Jika tidak tahu siapa Blake, beliau adalah seorang pemain bintang
‘Rugby League’ yang sedang mengalami salah satu musim terbaik dalam
karirnya tahun ini, sampai kemudian ia ‘dibuang dari The-NSW Origin Squad dan dipecat dari timnya sendiri Canberra Raiders
dikarenakan penyerangan tidak sesuai aturan dan bermasalah dalam
penyalahgunaan alkohol. Ia amat terpukul, ia merasa hancur. Ia telah
mengalami masa jatuh saat itu, terjerumus di jurang terdalam dengan
problema tersebut dan media menodai citranya dengan berulang-kali
mengatakan bahwa dia tidak pantas mengenakan ‘jersey NSW’—perjuangan
karir dan cita-citanya sepanjang masa muda ini.
Segera setelah ia dicoret dari timnya, sepupunya Anthony Mundine (Muslim muallaf dan juara petinju) tidak membuang waktu dan bergegas membantunya. Anthony langsung menyetir mobilnya menuju ke hotel tempat tim NSW berada pada pukul 8 pagi hari dan berjanji untuk tetap di sisi saudaranya sampai keadaan menjadi lebih baik. Ia menolak untuk disebut-disebut bahwa brother-nya sebagai seorang pecandu alkohol kelas berat, tetapi mengatakan bahwa berikanlah kesempatan, bahwa dia akan membantunya melewati masa menuju titik balik, karena kejadian itu ‘hanya’ sebuah skenario hidup saat melalui masa-masa sulit.
Sudah tentu titik balik brother Blake adalah kembali kepada ‘janji-Nya’ kepada Tuhan, Sang Pencipta, brother Anthony mengajaknya untuk berpikir logis mengenai tujuan penciptaan diri kita di muka bumi, bahwa kita adalah manusia, hamba-NYA, yang harus menerapkan aturan-aturan-NYA. Petunjuk jalan kita adalah Al-Islam, keselamatan di dunia dan akhirat.
Orang-orang penggemarnya serta para pencari berita dapat melecehkan dan menghinanya jika berada dalam keterpurukan, sedangkan Al-Islam malah mengarahkan dirinya untuk kembali menuju jalan selamat.
Begitulah, Allah azza wa jalla melimpahkan hidayah-Nya kepada brother kita ini, ia menyadari bahwa hanya Allah SWT yang mengerti solusi hidupnya. Ia merasa bersyukur bahwa masih ada kesempatan untuk bertaubat, masih punya waktu untuk memperbaiki dan menjaga organ-organ tubuhnya tatkala hidayah Allah SWT telah didekap saat ini.
Congrats, brothers! Sudah beberapa bulan sejak kejadian itu, dan kita bisa katakan Alhamdulilahirabbil ‘alamiin. Allah ta’ala telah menuntun Blake Islam melalui tindakan sederhana dari sepupunya, kebaikan dan kasih sayang dari brother kita, Mundine. Ini adalah nilai-nilai Islam yang benar, yang diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Islam terbukti merupakan jalan hidup beraturan, indah dan tertib untuk semesta, (bagi seluruh muslim atau non muslim), fenomena zaman ini, mereka kembali kepada al-Islam setiap kali mereka membutuhkan (berada dalam keterpurukan). Bermakna bahwa Allah ta’ala yang langsung memberikan didikan-Nya, pelajaran-pelajaran dari-Nya.
Sedangkan kita yang telah lama menjadi muslim, bagaimanakah kondisi diri ini? Masihkah kita ingat bahwa ‘menzhalimi diri’ adalah hal yang dilarang? Masih banyak muslim yang ‘cuek’ meneguk minuman beralkohol serta membiarkan organ-organ tubuhnya kian rapuh akibat hantaman minuman keras itu, na’udzubillah minzaliik… (Apalagi ketika berjumpa muslim yang minim komunitas, saat di Eropa, tak ada yang mengingatkannya atas perbuatan tersebut, namun bila diingatkan, malah pergi menjauh). Masih banyak di antara kita yang tidak peduli dengan honor atau gaji yang diperoleh, halal atau haram disantap dengan ‘cuek’, tanpa rasa takut akan azab-Nya. Bahkan kian gelaplah hati dan wajah dengan bertambah maksiat dalam keseharian kita, meskipun jutaan da’i dan da’iyah selalu hadir di sekitar kita, nasihat yang diberikan telah menguap tanpa bekas, naudzubillahiminzaliik.
Sungguh air mata bahagia atas hidayah-Nya sangat deras jika mengenang kisah emosional para muallaf, saya pun mengenang seorang sister yang memiliki kebiasaan buruk seperti brother Blake dahulu. Di Krakow, sister tersebut dulunya sering bertengkar dengan suami gara-gara sama-sama kecanduan, rokok dan alkohol, sepasang benda penghancur raga manusia. Bahkan akhirnya mereka bercerai. Atas izin-Nya, ia menemui jalan kebenaran, agama Islam yang sekarang dipeluknya. Meski dengan ‘tangis pengorbanan luar biasa’, ia harus menyesali kepergian janin yang dirindukannya, ia harus menyesali diri karena nikmat sehat telah diabaikannya dalam waktu yang lama. Kita harus berkaca diri, Islam adalah solusi bagi kita semua.
Subhanallah, selalu ada iktibar buat kita yang memiliki akal sehat dan nurani penuh rasa syukur, insya Allah. Semoga Allah SWT menjaga brothers dan sister muallaf ini, memantapkan ketabahan hatinya dan membuat perjalanannya mudah, Aamiin. Barakallah…
Salam Ukhuwah, @bidadari_azzam, Kuala Lumpur, Dzulhijjah 1435 H
Segera setelah ia dicoret dari timnya, sepupunya Anthony Mundine (Muslim muallaf dan juara petinju) tidak membuang waktu dan bergegas membantunya. Anthony langsung menyetir mobilnya menuju ke hotel tempat tim NSW berada pada pukul 8 pagi hari dan berjanji untuk tetap di sisi saudaranya sampai keadaan menjadi lebih baik. Ia menolak untuk disebut-disebut bahwa brother-nya sebagai seorang pecandu alkohol kelas berat, tetapi mengatakan bahwa berikanlah kesempatan, bahwa dia akan membantunya melewati masa menuju titik balik, karena kejadian itu ‘hanya’ sebuah skenario hidup saat melalui masa-masa sulit.
Sudah tentu titik balik brother Blake adalah kembali kepada ‘janji-Nya’ kepada Tuhan, Sang Pencipta, brother Anthony mengajaknya untuk berpikir logis mengenai tujuan penciptaan diri kita di muka bumi, bahwa kita adalah manusia, hamba-NYA, yang harus menerapkan aturan-aturan-NYA. Petunjuk jalan kita adalah Al-Islam, keselamatan di dunia dan akhirat.
Orang-orang penggemarnya serta para pencari berita dapat melecehkan dan menghinanya jika berada dalam keterpurukan, sedangkan Al-Islam malah mengarahkan dirinya untuk kembali menuju jalan selamat.
Begitulah, Allah azza wa jalla melimpahkan hidayah-Nya kepada brother kita ini, ia menyadari bahwa hanya Allah SWT yang mengerti solusi hidupnya. Ia merasa bersyukur bahwa masih ada kesempatan untuk bertaubat, masih punya waktu untuk memperbaiki dan menjaga organ-organ tubuhnya tatkala hidayah Allah SWT telah didekap saat ini.
Congrats, brothers! Sudah beberapa bulan sejak kejadian itu, dan kita bisa katakan Alhamdulilahirabbil ‘alamiin. Allah ta’ala telah menuntun Blake Islam melalui tindakan sederhana dari sepupunya, kebaikan dan kasih sayang dari brother kita, Mundine. Ini adalah nilai-nilai Islam yang benar, yang diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Islam terbukti merupakan jalan hidup beraturan, indah dan tertib untuk semesta, (bagi seluruh muslim atau non muslim), fenomena zaman ini, mereka kembali kepada al-Islam setiap kali mereka membutuhkan (berada dalam keterpurukan). Bermakna bahwa Allah ta’ala yang langsung memberikan didikan-Nya, pelajaran-pelajaran dari-Nya.
Sedangkan kita yang telah lama menjadi muslim, bagaimanakah kondisi diri ini? Masihkah kita ingat bahwa ‘menzhalimi diri’ adalah hal yang dilarang? Masih banyak muslim yang ‘cuek’ meneguk minuman beralkohol serta membiarkan organ-organ tubuhnya kian rapuh akibat hantaman minuman keras itu, na’udzubillah minzaliik… (Apalagi ketika berjumpa muslim yang minim komunitas, saat di Eropa, tak ada yang mengingatkannya atas perbuatan tersebut, namun bila diingatkan, malah pergi menjauh). Masih banyak di antara kita yang tidak peduli dengan honor atau gaji yang diperoleh, halal atau haram disantap dengan ‘cuek’, tanpa rasa takut akan azab-Nya. Bahkan kian gelaplah hati dan wajah dengan bertambah maksiat dalam keseharian kita, meskipun jutaan da’i dan da’iyah selalu hadir di sekitar kita, nasihat yang diberikan telah menguap tanpa bekas, naudzubillahiminzaliik.
Sungguh air mata bahagia atas hidayah-Nya sangat deras jika mengenang kisah emosional para muallaf, saya pun mengenang seorang sister yang memiliki kebiasaan buruk seperti brother Blake dahulu. Di Krakow, sister tersebut dulunya sering bertengkar dengan suami gara-gara sama-sama kecanduan, rokok dan alkohol, sepasang benda penghancur raga manusia. Bahkan akhirnya mereka bercerai. Atas izin-Nya, ia menemui jalan kebenaran, agama Islam yang sekarang dipeluknya. Meski dengan ‘tangis pengorbanan luar biasa’, ia harus menyesali kepergian janin yang dirindukannya, ia harus menyesali diri karena nikmat sehat telah diabaikannya dalam waktu yang lama. Kita harus berkaca diri, Islam adalah solusi bagi kita semua.
Subhanallah, selalu ada iktibar buat kita yang memiliki akal sehat dan nurani penuh rasa syukur, insya Allah. Semoga Allah SWT menjaga brothers dan sister muallaf ini, memantapkan ketabahan hatinya dan membuat perjalanannya mudah, Aamiin. Barakallah…
Salam Ukhuwah, @bidadari_azzam, Kuala Lumpur, Dzulhijjah 1435 H
Pemuda di Negeri Madyan
Ahmad Budiman, Lc.
Negeri itu masih
teramat baru baginya. Madyan, begitu orang-orang menamai negeri itu. Tak
ada keluarga, tak ada saudara, tak ada kenalan dan tak ada yang ia tau
tentang negeri itu. Ia merasa begitu asing di negeri baru itu. Pemuda
itu Bagaikan hidup sebatang kara. Begitu yang ia rasa. Hanya Tuhan
satu-satunya yang ia punya.
Di tengah gundahnya
memikirkan nasib baik dari Tuhannya, dilihatnya kerumanan orang yang
membawa gembala mereka sedang berkumpul. Mereka sedang memberikan air
minum untuk setiap gembala yang mereka punya dari sebuah mata air.
Mereka berdesakan, berlomba untuk lebih dahulu mendapatkan kesempatan
memberikan minuman untuk gembalaan mereka.
Tak jauh dari
kumpulan mereka, berdiri dua orang gadis yang juga menunggu giliran
memberikan minuman untuk gembalaan mereka. Mereka tak bisa menyerobot
mengingat penuh berdesakannya orang disekitar mata air tadi. Hatinya
tergerak. Ia telusuri langkah demi langkah mendekati dua perempuan tadi.
“Kalian sedang apa?” tanyanya sedikit berempati.
“Kami sedang
menunggu giliran untuk bisa memberikan minum gembalaan kami ini”, jawab
salah seorang mereka. ”Sedangkan mata air itu kini disesaki pengembala
laki-laki yang kuat lagi banyak jumlahnya. Sebenarnya bapak kami lah
yang biasanya memberikan minuman buat gembalaan ini. Tapi, karena usia
yang telah sekamin tua, maka ia tak sanggup lagi melakukan itu sekarang”
lanjutnya menjelaskan.
Melihat banyaknya
para pengembala dan jumlah gembalaannya, sulit rasanya bagi kedua
perempuan tadi untuk bisa memberikan minum untuk gembalaannya sesegera
mungkin. Pemuda tadi mengambil inisiatif. Ia giring gembalaan dua
perempuan tadi mendekat ke mata iar. Dengan sigap, ia berikan luang yang
cukup sehingga gembalaan kedua perempuan tadi bisa minum disana.
Setelah usai, ia
serahkan kembali gembalaan itu kepada kedua orang perempuan tadi. Kedua
perempuan tadipun mohon pamit setelah mengucapkan terima kasih.
Dalam kepenatannya
usai perjalanan yang panjang ditambah lagi memberikan minuman untuk
gembalaan, ia cari pohon untuk berteduh. Dalam renungannya, ia panjatkan
doa pada Yang Maha Kuasa, “Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir”.
(Ya Rabb, aku benar-benar butuh curahan kebaikan dariMu). Begitu bunyi
lantunan doa itu ia panjatkan. Tak lagi ia tahu kemana mesti mengadu
akan keadaan dan nasib dirinya yang kini di negeri antah berantah itu.
Disela-sela
istirahatnya, ia didatangai seseorang perempuan yang berjalan dengan
malu-malu. Pemuda itu menoleh padanya. Dan kemudian teringat bahwa
perempuan tu adalah salah satu perempuan yang ditolongnya tadi.
Perempuan tu berujar padanya, “Bapakku memanggilmu. Dia ingin memberikan
upah karena kamu telah membantu memberikan minum untuk gembalaan kami.”
Ia pun bertemu
dengan bapak kedua perempuan tadi. Dan setelah berjumpa, kedua orang itu
akhirnya larut dalam perbincangan yang panjang. Setelah keduanya usai
bercerita, salah seorang anak perempuan sang bapak berujar pada
bapaknya, “Wahai bapak, pekerjakanlah dia. Karena dia memiliki sifat
terbaik yang dimiliki seorang pekerja keras, yaitu kuat dan amanah”.
Tak lama berselang,
akhirnya sang bapak menawarkan kepada sang pemuda tadi untuk dinikahkan
dengan salah seorang anak perempuamnya. Entah mengapa, ia merasa bahwa
inilah jawaban doanya yang ia panjatkan pada Tuhan beberapa saat
sebelumnya. Ia pun menerima tawaran tadi. Dengan syarat bahwa ia mau
bekerja pada sang bapak untuk mengembalakan ternaknya untuk masa
beberapa tahun lamanya.
Ikhwah sekalian,
kisah ini adalah kisah nyata. Pemuda itu adalah Nabi Musa. Sedangkan
sang bapak adalah Nabi Syu’aib. Cerita ini dimulai saat nabi musa
memutuskan meniggalkan kota tempat di mana firaun berkuasa. Sampai
akhirnya nabi Musa sampai di sebuah negeri bernama madyan.
Jika cerita tadi
hanya cerita lepas tanpa diambil pelajaran, terlalu rugi rasanya. Maka
dari itu, mungkin ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kisah
nabi musa ini;
Saat datang ke
sebuah negeri yang bahkan begitu asing bagi kita, ingat bahwa kita tidak
sendiri. Ada Allah di bumi manapun kita berpijak. Bahkan kala hidup
terasa sebatang kara, Allah selalu ada untuk kita. Maka jangan takut
untuk pulang kampung.
Perhatianlah dengan
kondisi sekitar. Apa yang kira-kira bisa dibantu, lakukanlah. Karena
kita tidak tau, boleh jadi hal itu menjadi jalan terbukanya solusi dan
pintu rezeki. Jangan terlalu menutup diri. Bergaullah, keluarlah dan
temui orang-orang sekitar. Bergeraklah, dan pikirkan solusi apa yang
bisa ditawarkan. Berinisiatiflah untuk berbuat sesuatu walaupun terlihat
sederhana seperti inisiatifnya nabi musa membantu dua perempuan tadi.
Karena lapangan
hidup terlalu luas, maka punya banyak skill juga mesti dipikirkan. Ada
begitu banyak orang yang akhirnya bekerja dibidang A, padahal dahulunya
sekolah di jurusan C. kalau bahasa sekarang, anak kuliah syariah, juga
mesti buka diri untuk menguasai bidang lain. Siapa tau nanti disuruh
dengan yang nggak ada kaitannya dengan dunia syariah. Seorang nabi pun
juga punya banyak keahlian, bukan cuma memberi pelajaran bagi umatnya.
Bagi yang ingin
dimudahkan jodoh dan dilapangkan rezeki, mungkin nabi Musa juga ingin
mengajarkan kepada kita agar membaca doa ini berulang-ulang.
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِير
(Q.S. Al-Qashas : 24).
Setelah membaca doa ini, nabi Musa diberikan jodoh dan mendapatkan kerja
dari sang mertua. Bahkan mengembalakan ternak. Kalau zaman sekarang,
mungkin setara dengan disuruh ngurus perusahaan.
Jika seorang
perempuan, sebaiknya menjadi perempuan yang pemalu. Tapi bukan yang
malu-maluin. Bertemu dan berinteraksi boleh, tapi bukan juga yang
lantang bergaul sana sini dengan lawan jenis. Tapi jangan malu untuk
belajar, karena malu dalam belajar bikin kita nggak pernah dapat ilmu.
Orang tua punya
andil besar dalam rangka ikut mensholehkan anaknya. Meskipun pada
akhirnya masing-masing anaklah yang akan menentukan jalan hidupnya.
Maka, liat perempuan juga bisa dengan lihat bapaknya. Kalau bapaknya
sholeh, mudah-mudahan anaknya nggak jauh-jauh amat. Seperti nabi Syu’aib
yang sholeh, punya anak yang sholehah.
Ciri pekerja yang
disukai itu adalah yang kuat dan amanah. Karena kalau lemah, bikin sang
majikan yang rugi. Kalau nggak amanah, majikan bisa rugi dua kali lipat.
Ini juga jadi motifasi biar bisa jaga kesehatan dan perbanyak olahraga.
Kalau olah raga kurang, senam pribadi usahakan jangan ditinggalkan.
*http://www.sinaimesir.net/2013/11/pemuda-di-negeri-madyan.html
Kehormatan Di Atas Kehormatan
Ishmah Addîn Khâtûn…
Salah seorang perempuan yang tak banyak disebut sejarah tapi memiliki
peran penting dalam masa-masa sulit umat Islam. Perempuan yang pernah
mendampingi dua lelaki besar. Dua pahlawan penting. Dua pejuang gagah.
Dua tokoh yang diabadikan sejarah. Pertama, Sultan Nuruddin Zanky. Dan
setelah beliau wafat Shalahuddin al-Ayyubi menjadi suami keduanya. Dua
tokoh penting di balik perseteruan ideologis umat Islam dan tentara
salib.
Perempuan ini berada dibalik lelaki bermental baja, Sultan Nuruddin yang
telah bersiap dengan menyiapkan mimbar untuk digunakan di Masjid
Al-Aqsha, namun hingga dirinya wafat mimpi dan rencana besarnya tersebut
tidak juga terwujud di alam nyata. Inilah barangkali yang menjadikan
Shalahuddin meminang beliau sekaligus menjaga warisan cita-cita Sultan
Nuruddin Zanky untuk menaklukkan Bait al-Maqdis dari tangan tentara
salib. Mewujudkan mimpi Sultan Nuruddin juga mimpi istrinya Ishmah
Khatun.
Bapaknya, Atabik Mu’inuddin adalah seorang penasehat kerajaan di
Damaskus di era pemerintahan Seljuk. Saat negara benar-benar lemah di
bawah kepemimpinan Raja Mujiruddin Abeq, Sang Ayah bahkan berperan bak
Nizhamul Mulk; Sang Raja yang sesungguhnya.
Ishmah tumbuh dan besar di benteng-benteng Seljuk, hingga keluarga Zanky
memerintah. Dididik langsung oleh ayahnya yang pakar politik dan
militer menjadikannya tidak seperti kebanyakan perempuan di zamannya.
Selain itu pendekatan keluarga Zanky dengan Damaskus juga patut diacungi
jempol. Sultan Nuruddin memerankan politik koalisi dan saling menolong
serta saling membela sebagai ganti dari penaklukan-penaklukan sesama
kaum muslimin. Maka jadilah Damaskus yang kuat, dan dengan sendirinya
keluarga Zanky menjadi diterima di sana.
Dialog dan surat menyurat antara Mu’inuddin dan Nuruddin Zanki
menjadikan keduanya sangat mengenal satu sama lain. Hingga akhirnya
keduanya pun melanjutkkan hubungan yang sudah baik tersebut dengan
semakin memperkuatnya melalui hubungan kekerabatan dan pernikahan.
Nuruddin meminang putri Mu’inuddin, Ishmah Addin Khotun.
Beruntunglah sang pejuang yang memiliki seribu obsesi kebaikan tersebut.
Ia dipertemukan Allah dengan seorang perempuan tangguh didikan ayahnya
yang kuat dan cerdik serta terkenal keshalihannya. Cantik zhahirnya,
berakhlak tinggi dan memiliki iffah serta rasa malu yang lebih dari
perempuan lainnya.
Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah wa an-Nihâyahnya bahkan secara eksplisit memuji Ishamh Addin Khatun, “Dia
termasuk salah satu perempuan tercantik, paling iffah dan pemalu,
banyak melayani rakyatnya, berpegang teguh pada ajaran agamanya”.
Barangkali ini pula yang kemudian menjadikan Shalahuddin segera
meminangnya setelah suami pertamanya, Sultan Nuruddin Zanky wafat dan
habis masa iddahnya. Terlebih Abu Syamah al-Maqdisy menjelaskan dalam
bukunya “Raudhatain fi Akhbâr An-Nûriyah wa Ash-Shalâhiyyah”
bahwa Ishmah semakin rajin bersedekah sepeninggal Sultan Nuruddin.
Beliau juga makin banyak berkeliling memenuhi hajat rakyatnya dan rakyat
suaminya. Dan Abdul Qadir An-Nu’aimy dalam ad-Dâris fi Târîkh al-Madâris menambah, “… beliau punya kebijakan cerdas, alirkan sedekah-sedekah, menggaji para fuqaha…”
Dalam beberapa kesempatan Ishmah bahkan disebut sebagai seorang pakar fikih perempuan (faqîhah)
yang bermadzhab hanafi. Beliau belajar di Madrasah al-Khatuniyah di
Damaskus. Beliau bahkan dikenal kemudian sebagai donatur sekaligus
inisiator kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Dengan semangat
reformatifnya sekolah ini juga nantinya menjelma menjadi sekolah
penting yang melahirkan banyak ulama madzhab hanafi yang terkenal.
Selain keshalihan dan kecerdasannya, Ishmah Khatun juga dikenal memiliki
kesabaran yang luar biasa. Di antara contoh kesabaran beliau adalah,
menantikan keturunan dari Sang Sultan Nuruddin yang baru dikarunia
keturunan darinya nyaris hampir dua puluh tahun lamanya. Selama
mendampingi Sang Sultan, Ishmah –hanya- dikaruniai tiga orang anak.
Seorang anaknya meninggal ketika masih bayi, seorang lagi meninggal di
usia kanak-kanak. Sehingga kemudian beliau hanya memiliki seorang anak
saja dari Sultan Nuruddin bernama Isma’il yang nanti dijuluki dengan al-Malek Ash-Shalih.
Bentuk kesabaran kedua adalah penantian panjangnya untuk menyaksikan
langsung penaklukan Masjid al-Aqsha dari tangan tentara salib. Namun
Allah berkehendak lain. Ishmah ad-Din Khâtun wafat pada tahun 581 H,
sebelum kedua matanya menyaksikan langsung pembebasan al-Aqsha tersebut.
Mimpinya sebagaimana mimpi suaminya juga belum terwujud di masa
hidupnya.
Ia bawa mimpi pembebasan al-Aqsha bersama ruhnya menjadi saksi obsesi
mulia yang dimilikinya yang dititipkan pada suaminya juga umat Islam
setelahnya untuk terus melakukan usaha penaklukan dengan gigih dan
pantang menyerah. Dan enam tahun setelah wafatnya beliau suaminya yang
pemberani dan pakar strategi perang itu berhasil taklukkan kembali
Masjid al-Aqsha. Wakili istrinya juga Sultan Nuruddin wujudkan mimpi dan
cita-cita. Maka kemudian beliau letakkan mimbar Nuruddin ini ke dalam
Masjid al-Aqsha sebagai mimbar utama yang telah disiapkan selama dua
puluh tahun sebelum penaklukannya. Dan kemudian menjelma menjadi mimbar
utama sampai tahun 1969 M ketika mimbar bersejarah tersebut terbakar
bersama terbakarnya Masjid al-Aqsha yang dilakukan oleh orang Zionis
Israel.
Berita wafatnya Ishmah Khâtun sendiri dirahasiakan pihak istana. Kabar
duka tersebut baru diketahui suaminya, Shalahuddin al-Ayyubi tiga bulan
setelahnya.
Perempuan yang menjaga kehormatannya itu telah pergi dengan catatan
prestasinya, namun namanya akan terus ada bagi mereka yang mencari tahu
sejarah besarnya. Perempuan terhormat yang telah mendampingi orang-orang
terhormat yang bergulat dengan sejarah taklukkan keangkuhan dengan
kekuatan ilmu, senjata, fisik, mental dan kesatuan umat.
Lahir dan tumbuh di pusat-pusat pengambilan keputusan. Dewasa dan
mendampingi aktor-aktor pengambil keputusan penting. Dan kemudian
meninggal di balik bilik-bilik pemegang kebijakan super penting. Lahir,
tumbuh, berkembang, dewasa, hidup dan bersama di bilik-bilik
kepemimpinan.
Mesti namanya tak semoncer kedua suaminya, Ishmah Khâtun adalah orang
penting di balik para decision maker di istana Damaskus dan Kerajaan
Syam.
Dengan terbiasa di lingkungan istana tak menjadikannya sosok yang angkuh
dan sombong. Justru sebaliknya, beliau menjelma dengan segala
kerendahan hati dan ketawadhuan serta kezuhudannya. Harta yang melimpah
beliau “larikan” untuk pengembangan ilmu, mendukung program-program ahli
fikih dan ulama, kemudian mensuply penguatan mental para pasukan muslim
yang sedang berjuang melawan tentara salib. Hampir tak ada waktu dan
materi yang dinikmati untuk kepentingan pribadinya
Perempuan pemalu itu tak malu-malu untuk menerima pinangan Shalahuddin,
sebagaimana ia tak malu menyandang sebutan janda sepeninggal suami
pertamanya Sultan Nuruddin. Saat menjanda kegiatan sosial dan
keilmuannya malah meningkat dan sedekahnya semankin bervariasi. Dengan
menikahi Shalahuddin ia berharap mewujudkan mimpi suaminya, membebaskan
tanah suci Bait al-Maqdis dari tangan para salibis.
Meski impian dan cita-citanya untuk shalat di Masjid al-Aqsha tak
tercapai, tapi dengan terbebasnya al-Quds oleh Shalahuddin menandakan
bahwa Ishmah memiliki sentuhan pantang menyerah untuk sebuah pembebasan
bermakna, penaklukan penuh spirit dan kemenangan yang fenomenal di
tangan suaminya, dengan pasukan yang jauh lebih sedikit dari jumlah
tentara salib yang merupakan aliansi kerajaan di Eropa.
Di samping dua lelaki hebat itu terdapat seorang perempuan hebat… Ishmah Ad-Dîn Khâtun.
Semoga Allah memberkatimu, memberkati keluarga dan keturunanmu, berharap
ada lagi perempuan-perempuan tangguh sepertimu yang berani menjadi
spirit para lelaki untuk bebaskan negeri yang terjajah dari berbagai
dimensi. AlLâhu al-Musta’ân.
*ASPAC
*ASPAC
*sumber: http://www.sinaimesir.net/2013/10/kehormatan-di-atas-kehormatan.html
Guru Matematika Kami, Murabbiyah Kami
Dalam beberapa kesempatan, saya begitu saja teringat dengan asupan-asupan spirit tarbawi dan semangat qurani yang telah disuntikkan oleh guru Matematika saya sewaktu di madrasah aliyah dulu. Seorang ibu guru akhwat yang inspiratif, muda, enerjik, dan selalu penuh semangat.
Suntikan spirit dan semangat yang pada perkembangannya menjadi titik tolak perubahan besar pada diri saya. Bahwa betapa di sekolah itulah saya mulai mengenal arti kesadaran berislam yang sesungguhnya. Bahwa sejatinya pengakuan sebagai Muslim tidaklah sesederhana dan sekadar melakukan rutinitas ibadah shalat, puasa, zakat, dan semacamnya. Cakupan Islam ini luas, ajaran Islam itu menyeluruh. Maka, di samping bimbingan yang kami peroleh dari para ustadz dan senior, di sekolah itu kami juga merasa tercerahkan oleh petuah-petuah dan kisah-kisah dari guru Matematika kami tersebut.
Ibu Mutia Farina. Demikian nama ibu guru Matematika kami nan inspiratif itu. Beberapa menit sebelum pelajaran usai, beliau kerap bercerita tentang pergerakan, tarbiyah, dakwah, Palestina, Syaikh Ahmad Yasin, Hasan Al-Banna, dan sebagainya. Wacana-wacana semacam ini tentu saja masih baru dan asing bagi saya serta bagi teman-teman yang saat itu belum begitu mengenal apa itu tarbiyah. Namun, seiring perjalanan waktu, tanpa sadar hal tersebut secara tidak langsung semakin mengokohkan tekad dan langkah saya pribadi dalam menapaki jalan dakwah ini.
Dari titik inilah, sejak saat itu saya mulai meninggalkan hobi saya menggandrungi musik-musik pop dan Barat serta segala hal yang saya rasa sudah bertentangan dengan pilihan yang saya ambil. Mulai saat itu pula saya mulai membenahi diri dari hal sekecil-kecilnya dan bertekad menjadi seorang Muslim yang sebenar-benarnya. Ya, saya ingin seperti pahlawan-pahlawan yang diceritakan oleh Ibu Mutia di hadapan kami. Saya ingin menyerap seutuhnya nilai-nilai keteladanan yang telah diwariskan oleh Nabi dan para sahabat. Saya ingin… Ah, mungkin inilah secuil dari manisnya nikmat iman dan Islam itu.
Kembali ke cerita ibu guru Matematika saya tadi. Setiap kali masuk kelas dan memulai pelajaran, ada satu jargon pembakar semangat yang selalu beliau lantangkan di hadapan kami. Setiap kali beliau bertanya dengan gaya khasnya, “Kaifa hâlukum?”, maka kami dengan semangat empat lima biasanya secara serempak akan menjawab, “Alhamdulillâh… Luar Biasa… Allâhu Akbar…!!” Tentu saja jawaban-jawaban semacam ini bukan hasil rangkaian kata-kata kami sendiri, melainkan justru beliaulah yang “mendiktekan” hingga kami hafal dengan sebegitu mantapnya.
Hasilnya justru sangat luar biasa! Dengan pencerahan-pencerahan tarbawi yang beliau selipkan sedemikian rupa, pelajaran Matematika yang ketika itu terkesan “angker” bagi kebanyakan kami dan cenderung tidak kami sukai, seakan dengan simsalabim tersulap menjadi mengasyikkan oleh kehadiran ibu guru akhwat itu.
Sejak saat itu, sebagian besar teman-teman saya yang sama sekali tidak tertarik dengan segala tetek-bengek ilmu hitung-menghitung dengan serta merta jadi “menyukai” pelajaran Matematika. Terang saja, bukan karena Matematikanya tentunya. Tapi justru karena ibu guru akhwat yang membuat kami segan itu, dan juga karena sederetan inspirasi, motivasi, dan refleksi yang beliau ketengahkan tentang sahabat Nabi, tentang Palestina, Syaikh Ahmad Yasin, dan sang pembaharu Hasan Al-Banna yang bagi kami jauh lebih “menarik” ketimbang Matematika itu sendiri.
Maka jadilah jam pelajaran Matematika yang diampu oleh Ibu Mutia itu sebuah liqa’ yang mengasyikkan. Bahkan, pernah suatu ketika seorang teman saya berkomentar, seandainya seluruh jam pelajaran Matematika ini diisi dengan motivasi dan cerita-cerita inspiratif dari Ibu Mutia itu, tentu akan lebih menarik lagi. Ada-ada saja.
Sampai sekarang pun saya masih suka tertawa geli sendiri jika mengingat kenangan indah tersebut. Kini, Ibu Mutia Farina sudah tidak lagi mengajar di sekolah itu. Akan tetapi, spirit tarbawi dan semangat qurani yang beliau tanamkan dalam jiwa-jiwa kami, akan selalu terkenang sampai kapanpun. Terima kasih, Ibu Mutia.
________________
Jemi Hendiko, Lc. | Mahasiswa International Islamic University Malaysia (IIUM) Kuala Lumpur, Malaysia, Alumni SINAI
*sumber:http://www.sinaimesir.net/2013/05/guru-matematika-kami-murabbiyah-kami.html
Erdogan Puji Parlemen Turki Terkait Penghentian Diskriminasi Jilbab
Perdana Menteri Turki Recep Tayyi Erdogan memuji sikap Parlemen yang menerima masuknya anggota parlemen wanita yang berjilbab ke gedung Parlemen.
Dalam pidatonya, Kamis kemaren, Erdogan menyatakan pemerintahannya telah berhasil mengakhiri praktik-praktik diskriminasi.
“Paket demokratisasi terbaru bertujuan untuk memperkuat ekonomi, stabilitas, perdamaian dan keamanan kita. Dengan paket ini kami menjauhkan sikap yang tidak bermakna yang telah hilang tujuan dan kepentingannya, serta menghilangkan pembatasan-pembatasan kebebasan yang dapat membuat suasana sulit bagi komunitas-komunitas yang berbeda,” katanya.
Dia menegaskan, usaha pencabutan pelarangan jilbab tidak bermaksud politik dan juga tidak mempunyai dampak hukum kepada yang bersangkutan.
“Mereka yang tidak mengenakan jilbab, sama saja di depan negara sebagaimana warga negara lainnya. Menunjukkan favoritisme antara satu dengan yang lain tidak sesuai dengan prinsip-prinsip persamaan dan keadilan. Melihat seseorang sebagai warga negara yang diterima sementara menjauhkan yang lain berlawanan dengan kesadaran publik dan nilai-nilai kemanusiaan,” katanya.
Sementara itu, pimpinan oposisi sekuler Turki Kemal Kilicdaroglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) mengatakan dirinya sudah menerima kenyataan baru tersebut. “Saya sangat bahagia hari ini,” katanya kepada wartawan tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sebelumnya, Presiden Turki, President Abdullah Gül mengharapkan semua pihak dapat memahami kenyataan baru pencabutan pelarangan jilbab tersebut.
“Sejauh yang saya tahu, Ketua Parlemen mengatakan Piagam Parlemen tidak mempermasalahkannya. Pada akhirnya, ini sebuah isu yang harus diselesaikan secara politik,” katanya.
Gül juga mendukung adanya pergeseran pemahaman sekulerisme restriktif yang membatasi ke arah pemahaman mazhab Anglo-Saxon dalam memahami nilai-nilai luhur sekularisme.
“Saya bangga melihat bahwa negara kita sedang menjauh dalam pemahaman sekularisme [yang restriktif] menuju sekularisme yang sekarang diterapkan negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris,” katanya. (rol/sbb/dakwatuna)
Optimisme Beltagi dari Penjara: 10 Muharram adalah Hari Binasanya Firaun
Dr. Muhammad Beltagi, salah satu pimpinan Ikhwanul Muslimin yang saat ini berada dalam penjara kudeta, mengucapkan selamat kepada umat Islam dengan datangnya tahun baru Islam 1 Muharram 1435.
Dalam sebuah surat yang ditulisnya dari penjara lalu dimuat dalam akun facebooknya, Beltagi mengatakan, “Selamat Tahun Baru Hijriah. Dengan kehendak Allah swt., tahun ini umat Islam akan menuliskan pertempuran yang paling besar.
Umat Islam mempersembahkan pengorbanannya yang sangat besar untuk memperjuangkan kehendaknya yang merdeka. Umat Islam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, kebebasan, dan kemuliaan. Memerangi kedhaliman, kesewenang-wenangan, pemaksaan, dan pembunuhan. Umat Islam akan memperjuangkan hak-hak darah para syuhada; memperjuangkan pengadilan atas para penyiksa dan pengkhianat.
Di antara umat Islam ini ada yang meninggal dunia, menderita luka-luka, dan dipenjara. Sungguh besar pengorbanan yang telah dipersembahkannya. Tapi lebih besar lagi jiwa umat Islam ini yang telah menganggap semua itu biasa saja; harga yang harus dibayarkan dalam perjuangan mendapatkan ridha Allah swt. dan memenangkan keadilan, kebenaran dan kebebasan.
Sebentar lagi umat Islam akan melaksanakan puasa Tasu’a dan Asyura (9 dan 10 Muharram). Puasa hari itu adalah ungkapan syukur kepada Allah swt. yang telah membinasakan Firaun. Raja yang memaksakan kekuasaannya saat rakyatnya lemah.
Raja yang mengaku seenaknya mengatas-namakan rakyatnya berbuat kejahatan. “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.” [Ghafir; 29].
Raja yang meminta mandat untuk membunuhi rakyatnya dengan dalih memerangi terorisme. “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” [Ghafir; 26].
Raja yang membunuhi anak-anak muda, aset masa depan negara, “Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka.” [Al-A’raf: 127].
Raja ini terus melakukan kejahatannya, hingg datanglah siksaan dari Allah swt. “Maka Kami hukumlah Firaun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang dlalim.” [Al-Qashash: 40]. (msa/dakwatuna/klmty)
Presiden Mursi Ungkap Kronologi Kudeta Atas Dirinya
Kontributor: moh sofwan
Tim pengacara Presiden Mursi mengadakan konferensi pers hari ini, Rabu (13/11/2013). Dalam konferensi ini, disebutkan bahwa Presiden Mursi mengirimkan pesan kepada seluruh rakyat Mesir. Berikut pesan tersebut:
“Rakyat Mesir yang mulia, aku ingin menyampaikan kepada kalian gambaran peristiwa yang terjadi pada tanggal 3 Juli. Peristiwa itu adalah sebuah pengkhianatan kepada rakyat. Apa yang terjadi adalah sebuah kudeta militer.
Kudeta adalah sebuah kejahatan yang melanggar undang-undang dan peraturan dalam menggerakkan militer. Kudeta adalah perbuatan mengkhianati Allah swt. dan Rasul-Nya saat menteri pertahanan melakukan sumpah jabatannya. Kudeta juga perbuatan mengkhianati rakyat, karena telah memecah rakyat Mesir padahal mereka adalah sebuah keluarga.
Mesir tidak akan kembali pulih sebelum semua akibat kudeta dihilangkan; semua orang yang terlibat dalam pembantaian diadili. Mereka harus mendapatkan hukuman qisas yang mendatangkan keridhaan Allah swt.
Sejak tanggal 2 Juli, aku telah diculik di markas paspamres. Kemudian pada tanggal 5 Juli aku dipindahkan secara paksa ke salah satu pangkalan militer. Di tempat itu aku hanya sempat bertemu dengan Katerine Ashton (Uni Eropa), delegasi Uni Afrika, dan delegasi hakim yang melakukan pemeriksaan tapi aku menolak menjawab pertanyaan mereka.
Sejak saat itu aku tidak bertem
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/13/42135/presiden-mursi-ungkap-kronologi-kudeta-atas-dirinya/#ixzz2kaT0bOpw
Hari Asyura dan Kebinasaan Orang-orang Dhalim
Oleh: moh sofwan
Kedhaliman dengan segala bentuknya adalah hal yang sangat dibenci dalam Islam. Walaupun yang didhalimi bukanlah orang-orang Islam. Karena Allah swt. berfirman dalam sebuah hadits qudsi: “Sesungguhnya Aku tidak akan berbuat dhalim. Aku juga jadikan kedhaliman sebagai sesuatu yang haram kalian lakukan. Maka janganlah kalian saling mendhalimi.”
Ketika pindah ke Madinah, Rasulullah saw. mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram (Asyura). Beliau bertanya, dan mereka menjawab, “Ini adalah hari baik. Ini adalah hari Allah swt. menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya (Firaun). Oleh karena itu Nabi Musa as. melaksanakan puasa pada hari ini.” Rasulullah saw. berkata, “Aku lebih berhak atas Nabi Musa daripada kalian.” Maka Rasulullah saw. pun berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk mengikutinya.
Awalnya puasa Asyura adalah wajib. Namun setelah turun perintah puasa bulan Ramadhan, puasa ini menjadi sunah. Rasulullah saw. menjanjikan orang yang melaksanakan puasa ini dengan ampunan perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukan selama setahun yang lalu.
Hikmah ajaran puasa ini, Rasulullah saw. ingin kita semua membaca dan mengambil pelajaran dari sejarah. Bani Israil pernah berada pada masa yang sangat sulit. Banyak orang meyakini bahwa kemenangan mereka adalah sesuatu yang mustahil. Firaun akan tetap berkuasa; orang-orang dhalim akan tetap menduduki jabatannya.
Namun tiba-tiba persepsi itu berubah seketika. Firaun dengan sombongnya memimpin pasukan menyeberangi Laut Merah setelah melihat Bani Israil menyeberanginya dengan sebuah mukjizat. Saat itulah Firaun dan pasukannyan dibinasakan dalam sekejap mata. Seperti inilah di antara kekuasaan Allah swt.
Penguasa yang dhalim, sekuat apapun, pasti sedang menapaki jalan kebinasaannya. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah swt. memberi tenggang waktu kepada orang dhalim, sehingga ketika disiksa tidak bisa mengelak lagi.”
Keyakinan dengan kemenangan dan pertolongan Allah swt. tidak boleh mati di hati umat Islam. Allah swt. berfirman: “Kemenangan itu adalah milik orang-orang yang bertakwa.” [Al-A’raf: 128]. Dan kebinasaan penguasa dhalim tidak hanya terjadi pada jaman Nabi Musa as. saja. Tapi akan terjadi seterusnya. Allah swt. berfirman: “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang lalim yang telah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya).” [Al-Anbiya: 11]
Ketika Abu Jahal terbunuh dalam perang Badar, Rasulullah saw. berkata, “Ini adalah firaunnya umat ini.” Perkataan ini menunjukkan bahwa akan ada penguasa-penguasa yang dhalim, tapi akhir mereka selalu saja kebinasaan seperti yang dialami Firaun.
Rasulullah saw. ingin umatnya mengingat dan meyakini kemenangan dan pertolongan Allah swt. ini, hingga akhirnya beliau memerintahkan umatnya melakasanakan puasa Asyura. (msa/dakwatuna/disarikan dari tulisan Raghib Sarjani dalam situs islamstory.com)
Heryawan: Anak Muda, Jadilah Pengusaha!
BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan,
persentase pengusaha di Indonesia masih sangat rendah, yakni hanya 0,8
persen penduduk. Idealnya, sebut dia, minimal ada 4 persen penduduk yang
menjadi pengusaha.
"Pengusaha-pengusaha di Indonesia itu masih sangat sedikit dibandingkan
dengan China," ujar Heryawan seusai memimpin rapat koordinasi terkait
sengketa lahan di Jawa Barat, di Pengadilan Tinggi Jawa Barat, Bandung,
Selasa (22/10/2013). Dia menyebutkan, ada 11 persen penduduk China yang
menjadi pengusaha.
Karena itu, Heryawan mendorong anak-anak muda untuk menjadi pengusaha
dibanding menjadi pekerja. "Kami mendorong jiwa-jiwa muda berpikir lebih
jauh ke depan. Tidak mencari pekerjaan, tapi menciptakan lapangan
pekerjaan," tegas dia.
Bila lapangan kerja banyak tercipta, ujar Heryawan, tentu saja angka
pengangguran akan berkurang. Bila semua orang Indonesia memililih
menjadi pekerja dan tak ada yang menjadi pengusaha, menurut dia,
situasinya pun tak akan bagus.
Heryawan mengatakan, saat ini jumlah pengusaha muda di Jawa Barat sudah
melampaui sebagian besar provinsi di Indonesia. "Tapi, kami belum puas
dengan hal itu. Harus banyak terlahir pengusaha-pengusaha muda baru,"
tegas dia.
*sumber: http://regional.kompas.com/read/2013/10/23/0457282/Heryawan.Anak.Muda.Jadilah.Pengusaha.
Sekularisme Loe Gue End !
"Sekularisme Loe Gue End !" by @jonru21
Jumat, 01 November 2013
by @jonru21
blogger, penulis buku
1) #Sekularisme adalah akar dari liberalisme dan pluralisme. Sebuah faham yg berawal dari abad ke-16 di Eropa.
2) Saat itu masyarakat menderita oleh dominasi gereja. Muncul ide utk memisahkan urusan dunia dgn urusan agama. Inilah awal #Sekularisme.
3) Walau #Sekularisme berasal dari tradisi Kristen di Eropa, sayangnya banyak juga umat Muslim yang sekuler. Agama dan dunia dipisah.
4) Padahal di dalam Islam sama sekali tak ada ajaran #Sekularisme. Kata Al Quran: "Masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah."
5) Kaffah artinya keseluruhan. Total. Umat Muslim harus berislam secara total. Kalau #Sekularisme tentu tidak kaffah dong :-)
6) Semua perbuatan, tindakan, pemikiran kita harus berpedoman pd ajaran Islam. Inilah berislam yg benar. #Sekularisme tak dikenal dlm Islam.
7) Karena #Sekularisme tak ada dlm Islam, saya pun menulis buku "Sekuler Loe Gue End" bersama @malakmalakmal & Abd Abu Aisyah.
8) Buku "Sekuler Loe Gue End" ditulis dgn bahasa populer ala remaja, karena para remaja sangat rentan thd serangan virus #Sekularisme dst.
9) Berjilbab kalau ikut pengajian. Tapi kalau ke mall, pake rok mini dan tanktop. Inilah salah satu contoh #Sekularisme umat Islam.
10) Ngaku muslim, rajin shalat, sudah haji pula. Tapi hobi makan riba. Tak merasa bersalah. Inilah salah satu contoh #Sekularisme umat Islam.
11) Ngaku muslim, tapi masih percaya ramalan & paranormal, masih merayakan Valentine Day dan April Mop.
12) Termasuk #Sekularisme juga, beribadah dgn cara Islam, tapi berpolitik dengan cara jahiliyah.
13) Termasuk #Sekularisme juga beribadah dgn cara Islam, tapi berbisnis dgn cara ribawi.
14) Miris, karena makin banyak umat Islam yg menerapkan #Sekularisme. Agama cuma diterapkan saat ibadah. Di luar itu, agama silahkan minggir!
15) #Sekularisme adalah pintu gerbang menuju atheisme. Awalnya sih masih rajin ibadah. Tapi lama2 anti agama. Waspadalah!
16) Coba lihat saja orang2 liberal. Mereka belum jadi atheis, tapi hobi mencela dan menghina agama sendiri.
17) Mereka beragama dgn cara sesuka mereka. Aturan agama diabaikan. Padahal utk makan dan pipis saja ada aturannya.
18) Agama dibuat utk mengatur hidup kita sehari2. Tapi kenapa agama hanya boleh ada di rumah ibadah??? #Sekularisme = tidak logis.
19) Berislam secara kaffah adalah menerapkan Islam dlm seluruh aspek kehidupan kita tanpa kecuali. #Sekularisme Loe Gue End!
20) Kalau mau tahu lebih lanjut soal #Sekularisme yg aneh dan tak logis itu, yuk ikuti saja acara "Bedah Buku: Sekuler Loe Gue End!" Gratis Bro!
*https://twitter.com/jonru21
Turki Tawarkan Kuliah Gratis bagi Mahasiswa Indonesia Semua gratis, termasuk kuliah, uang saku, akomodasi hingga kesehatan.
Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam,mengajak warga negara Indonesia (WNI) untuk menuntut ilmu ke negerinya. Pemerintah Turki setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada lebih dari 100 siswa asal Indonesia untuk kuliah di Turki melalui program beasiswa.
Beasiswa ini mencakup semua biaya, termasuk kuliah, uang saku bulanan, akomodasi, hingga tunjangan kesehatan. Demikian kata Zekeriya, ketika ditemuiVIVAnews pada Selasa malam di Ballroom Hotel Shangri-La dalam perayaan hari jadi ke-90 Turki.
"Kami memberikan lebih dari 100 beasiswa bagi WNI supaya mereka bisa belajar di Turki. Beasiswa ini tersedia untuk berbagai jenjang pendidikan, yakni sarjana dan pasca sarjana," kata dia.
Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000 lira Turki atau Rp5,5 juta.
Beasiswa ini mencakup semua biaya, termasuk kuliah, uang saku bulanan, akomodasi, hingga tunjangan kesehatan. Demikian kata Zekeriya, ketika ditemuiVIVAnews pada Selasa malam di Ballroom Hotel Shangri-La dalam perayaan hari jadi ke-90 Turki.
"Kami memberikan lebih dari 100 beasiswa bagi WNI supaya mereka bisa belajar di Turki. Beasiswa ini tersedia untuk berbagai jenjang pendidikan, yakni sarjana dan pasca sarjana," kata dia.
Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000 lira Turki atau Rp5,5 juta.
"Kami memberikan lebih dari 100 beasiswa bagi WNI supaya mereka bisa belajar di Turki. Beasiswa ini tersedia untuk berbagai jenjang pendidikan, yakni sarjana dan pasca sarjana," kata dia.
Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000 lira Turki atau Rp5,5 juta.
Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000 lira Turki atau Rp5,5 juta.
Ditanya VIVAnews soal perlunya penguasaan Bahasa Turki untuk meraih beasiswa itu, Zekeriya, menyebut hal itu tidak perlu. "Bahasa Turki akan Anda pelajari selama setahun nanti di sana, usai dinyatakan lolos," kata Akçam.
Tenggat waktu untuk pengajuan beasiswa pada tahun selanjutnya, menurut Zekeriya, ada pada bulan Maret dan Mei 2014. Dia menjamin, semua pelajar asing yang berkuliah di Turki akan merasa aman.
Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.
"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.
Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
Ditanya VIVAnews soal perlunya penguasaan Bahasa Turki untuk meraih beasiswa itu, Zekeriya, menyebut hal itu tidak perlu. "Bahasa Turki akan Anda pelajari selama setahun nanti di sana, usai dinyatakan lolos," kata Akçam.
Tenggat waktu untuk pengajuan beasiswa pada tahun selanjutnya, menurut Zekeriya, ada pada bulan Maret dan Mei 2014. Dia menjamin, semua pelajar asing yang berkuliah di Turki akan merasa aman.
Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.
"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.
Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
Tenggat waktu untuk pengajuan beasiswa pada tahun selanjutnya, menurut Zekeriya, ada pada bulan Maret dan Mei 2014. Dia menjamin, semua pelajar asing yang berkuliah di Turki akan merasa aman.
Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.
"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.
Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.
"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.
Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.
Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)
Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam,
Sementara itu, untuk biaya akomodasi, setiap mahasiswa dapat tinggal di asrama yang disediakan oleh kampus mereka secara gratis. Namun, apabila mereka ingin tinggal di luar asrama, biaya itu harus ditanggung pribadi.
*sumber:http://m.news.viva.co.id/news/read/454904-turki-tawarkan-kuliah-gratis-bagi-mahasiswa-indonesia
Jumat, 08 November 2013
Lowongan Tenaga Kependidikan SMAIT As-Syifa Boarding School
KESEMPATAN BERKARIR
Bidang Pendidikan dan Pengajaran (BPP) sebagai salah satu bidang yang ada di Yayasan Assyifa Al Khoeriyyah mengundang dan menginformasikan mengenai p eluang berkarir sebagai tenaga pendidik dan kependidikan di As-syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 2013-2014, kami membuka kesempatan emas bagi para tenaga profesional muda yang berwawasan keislaman dan ingin berkarir serta memberikan kontribusi dalam mendukung dan mengusung visi 'Membangun Peradaban' .
Posisi yang dibutuhkan :
A. Tenaga Pendidik/Staf Guru di SMPIT dan SMAIT As-Syifa Boarding School dengan Bidang Keahlian sebagai berikut:
Kepala Bagian SDM BPP
Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah
Jln. Raya Subang-Bandung KM.12 Desa Tambakmekar, Kec. Jalancagak, Kab. Subang
Jawa Barat 41281.
Cp : 081322342701 atau melalui e-mail : hrd.assyifa@gmail.com / hrd@assyifa-boardingschool.sch.id
Bidang Pendidikan dan Pengajaran (BPP) sebagai salah satu bidang yang ada di Yayasan Assyifa Al Khoeriyyah mengundang dan menginformasikan mengenai p eluang berkarir sebagai tenaga pendidik dan kependidikan di As-syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 2013-2014, kami membuka kesempatan emas bagi para tenaga profesional muda yang berwawasan keislaman dan ingin berkarir serta memberikan kontribusi dalam mendukung dan mengusung visi 'Membangun Peradaban' .
Posisi yang dibutuhkan :
A. Tenaga Pendidik/Staf Guru di SMPIT dan SMAIT As-Syifa Boarding School dengan Bidang Keahlian sebagai berikut:
- Guru Bahasa Indonesia
- Guru Matematika
- Guru Fisika
- Wali Asrama Putra
- Wali Asrama Putri
- Office Boy
- Muslim/Muslimah (berhijab)
- Usia Maks. 30 thn
- Pendidikan Strata Satu (S1) sesuai jurusan untuk Tenga Pendidik SMPIT/SMAIT
- Pendidikan minimal D3 untuk Tenaga Kependidikan
- Berpengalaman dibidangnya dan mampu berbahasa Inggris/Arab lebih diutamakan
- Kemampuan membaca Al Qur'an baik (minimal hafal juz 30)
Kepala Bagian SDM BPP
Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah
Jln. Raya Subang-Bandung KM.12 Desa Tambakmekar, Kec. Jalancagak, Kab. Subang
Jawa Barat 41281.
Cp : 081322342701 atau melalui e-mail : hrd.assyifa@gmail.com / hrd@assyifa-boardingschool.sch.id
Ust. Abdullah Mu'adz
Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah adalah sebuah lembaga nirlaba non
pemerintah (non government organization) yang berkiprah dalam aktivitas
dakwah islamiyah, sosial-kemanusiaan, dan pengembangan sumber daya
manusia. Secara historis, Lembaga ini lahir di masa reformasi sebagai
bentuk kepedulian sosial atas dampak krisis moneter yang menimpa bangsa
Indonesia sekitar tahun dua ribuan. Penanganan dampak krisis yang
dilakukan Lembaga ini, dari sisi keagamaan dan sosial-kemanusian cukup
membantu program-program recovery yang dilakukan pemerintah pada saat
itu. Prestasi pertama yang ditorehkan Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah
pada awal kiprahnya adalah membantu rehabilitasi sebuah sekolah
pemerintah di daerah Ciater Kabupaten Subang, yaitu SDN Giri Mekar pada
tahun 2001.
Saat terjadi musibah tsunami di Aceh tahun 2004, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah mendapatkan kepercayaan untuk menyalurkan program bantuan kemanusiaan bagi korban bencana, berupa distribusi kebutuhan sandang pangan serta rehabilitasi bangunan mesjid. Demikian pula ketika terjadi musibah gempa di Tasikmalaya tahun 2009
Selain aktivitas di atas, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah memiliki program sosial lainnya sebagai berikut:
1.Memberikan beasiswa penuh kepada 150 santri penghafal Al-Qur’an (tahfizh)
2.Memberikan santunan dan beasiswa pendidikan kepada 120 anak yatim dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi
3.Memberikan insentif rutin kepada 50 orang penyuluh agama (da’i)
4.Mendistribusikan paket buka puasa, bingkisan hari raya, dan zakat setiap bulan Ramadhan
5.Mendistribusikan paket daging kurban setiap hari raya Idul Qurban
6.Mendistribusikan wakaf Al-Qur’an kepada keluarga dan komunitas muslim
7.Membantu pembangunan mesjid, madrasah, dan sarana air bersih
8.Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gratis, khitanan massal, dan kegiatan sosial lainnya
Hingga saat ini, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah terus berupaya mengembangkan diri dalam mewujudkan visinya “Menjadi NGO Yang Kokoh dan Mandiri Dalam Membangun, Membina dan Melayani Masyarakat.”
Adapun misi yang diemban untuk merealisasikan visinya adalah sebagai berikut:
1.Mengembangkan lembaga pendidikan unggulan kebanggaan ummat
2.Menyelenggarakan kegiatan keilmuan untuk mencerdaskan masyarakat
3.Mengelola aktifitas dakwah untuk melahirkan kader dakwah yang dapat berperan di masyarakat
4.Melakukan usaha-usaha ekonomi berbasis syariah secara mandiri
5.Membangun jejaring kemitraan dengan lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah
6.Memberikan kontribusi positif pada lingkungan, lembaga dan masyarakat
Saat terjadi musibah tsunami di Aceh tahun 2004, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah mendapatkan kepercayaan untuk menyalurkan program bantuan kemanusiaan bagi korban bencana, berupa distribusi kebutuhan sandang pangan serta rehabilitasi bangunan mesjid. Demikian pula ketika terjadi musibah gempa di Tasikmalaya tahun 2009
Selain aktivitas di atas, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah memiliki program sosial lainnya sebagai berikut:
1.Memberikan beasiswa penuh kepada 150 santri penghafal Al-Qur’an (tahfizh)
2.Memberikan santunan dan beasiswa pendidikan kepada 120 anak yatim dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi
3.Memberikan insentif rutin kepada 50 orang penyuluh agama (da’i)
4.Mendistribusikan paket buka puasa, bingkisan hari raya, dan zakat setiap bulan Ramadhan
5.Mendistribusikan paket daging kurban setiap hari raya Idul Qurban
6.Mendistribusikan wakaf Al-Qur’an kepada keluarga dan komunitas muslim
7.Membantu pembangunan mesjid, madrasah, dan sarana air bersih
8.Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gratis, khitanan massal, dan kegiatan sosial lainnya
Hingga saat ini, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah terus berupaya mengembangkan diri dalam mewujudkan visinya “Menjadi NGO Yang Kokoh dan Mandiri Dalam Membangun, Membina dan Melayani Masyarakat.”
Adapun misi yang diemban untuk merealisasikan visinya adalah sebagai berikut:
1.Mengembangkan lembaga pendidikan unggulan kebanggaan ummat
2.Menyelenggarakan kegiatan keilmuan untuk mencerdaskan masyarakat
3.Mengelola aktifitas dakwah untuk melahirkan kader dakwah yang dapat berperan di masyarakat
4.Melakukan usaha-usaha ekonomi berbasis syariah secara mandiri
5.Membangun jejaring kemitraan dengan lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah
6.Memberikan kontribusi positif pada lingkungan, lembaga dan masyarakat
Hijrah Nabi; Dari Spiritual Menuju Negara
Oleh Wawan Dinawan*
Tiga belas tahun di Mekah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (saw) hanya mengajarkan bagaimana mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala (swt) dan menjauhi thaghut (sesembahan selain Allah).
Hal yang dilakukan Nabi adalah pemurnian kepada tauhid. Masyarakat Arab
pada saat itu sudah mengenal Allah swt sebagai tuhan mereka. Hanya saja
di saat yang sama mereka menjadikan orang-orang shalih yang telah wafat
diantara mereka untuk menjadi perantara antara diri mereka dan Allah
swt, seperti yang disebutkan di surat Az-Zumar ayat ketiga. Mereka
membuat patung Latta, Uzza, dan Manat; pendahulu-pendahulu mereka yang
shalih lainnya sebagai perantara dalam ibadah. Selain itu mereka juga
berada dalam kondisi jahiliyah dengan segala tingkah laku yang tidak
manusiawi.
Dalam kondisi masyarakat yang demikian, Nabi saw beruzlah (menyendiri)
menuju gua Hira. Di sanalah wahyu pertama diturunkan. Ketika perintah
untuk menyebarkan ajaran Islam itu hadir, maka yang pertama kali
didakwahkan adalah masalah konsep tauhid.
Al-Mubarokfurry menjelaskan ihwal turunnya wahyu kedua ini dengan bahasan, “Jadi hal-hal yang terangkum disini (Al-Muddatstsir:1-7) meliputi: 1) Tauhid, 2) Iman kepada Hari Akhirat, 3) membersihkan jiwa dengan cara mejauhi kemungkaran dan kekejian yang kadang-kadang mengakibatkan munculnya hal-hal yang kurang menyenangkan, mencari keutamaan, kesempurnaan, dan perbuatan-perbuatan yang baik, 4) menyerahkan semua urausan hanya kepada Allah, 5) Semua itu dilakukan setelah beriman kepada risalah Muhammad, bernaung dibawah kepemimpinan dan bimbingan beliau yang lurus.
Al-Mubarokfurry menjelaskan ihwal turunnya wahyu kedua ini dengan bahasan, “Jadi hal-hal yang terangkum disini (Al-Muddatstsir:1-7) meliputi: 1) Tauhid, 2) Iman kepada Hari Akhirat, 3) membersihkan jiwa dengan cara mejauhi kemungkaran dan kekejian yang kadang-kadang mengakibatkan munculnya hal-hal yang kurang menyenangkan, mencari keutamaan, kesempurnaan, dan perbuatan-perbuatan yang baik, 4) menyerahkan semua urausan hanya kepada Allah, 5) Semua itu dilakukan setelah beriman kepada risalah Muhammad, bernaung dibawah kepemimpinan dan bimbingan beliau yang lurus.
Telah tampak bahwa poin-poin yang disebutkan di atas adalah poin-poin
yang berhubungan dengan spiritualitas dan rohani, konsep ketuhanan,
iman, dan hati. Tidak ada satu pun poin-poin tentang bagaimana mengatur
urusan keuangan, kesejahteraan, dan politik. Fase mekah hanya
mendakwahkan purifikasi penyembahan dan tata cara beribadah.
Setelah melakukan ekspedisi-ekspedisi hijrah ke beberapa negara,
sampailah pada sebuah keputusan untuk menjadikan Yatsrib (Madinah)
menjadi wilayah yang akan menjadi basis Islam. Sebelumnya Mush'ab bin
Umair telah lebih dahulu menyerukan Islam di Yatsrib dan memberitahukan
akan adanya seorang nabi yang diutus kepada mereka. Maka, Yatsrib
menjadi wilayah yang tepat untuk menjadi basis.
Setelah sampai di Yatsrib, Nabi yang dahulu hanya membahas masalah iman
dan tauhid, mengambil kebijakan-kebijakan kemasyarakatan dan kenegaraan.
Kebijakan pertama adalah membangun masjid Nabawi sebagai basis
kenegaraan. Masjid digunakan untuk shalat, tempat pengajaran, untuk
menyelesaikan masalah, gedung parlemen dan tempat mengatur pemerintahan.
Kebijakan berikutnya adalah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan
Anshar. Sebelumnya Anshar telah bersatu setelah sekian lama terjadi
konflik antara Aus dan Khazraj. Dari mempersaudarakan sesama muslim,
Nabi saw membuat butir-butir perjanjian Islam. Butir-butir perjanjian
ini sangat menarik untuk disimak karena tidak membahas sedikitpun
masalah aqidah—karena aqidah dianggap sudah jelas tertanam. Enam belas
poin perjanjian itu membahas masalah kehidupan bermasyarakat. pada tahap
ini Nabi saw telah menjadi pemimpin Islam bukan lagi sebagai pemimpin
spiritual layaknya pada tarekat-tarekat sufi, melainkan berubah menjadi
pemimpin masyarakat Islam dalam semua tatanan kehidupan berbangsa dan
negara.
Tidak cukup dengan itu, Nabi saw merambah sebuah gagasan besar yakni
membangun hubungan kenegaraan dengan Yahudi. Hubungan perjanjian ini
kita kenal dengan Piagam Madinah (Shahifatul Madinah). Piagam madinah
juga tidak membahas aqidah secara khusus. Poin penting dalam pembahasan
mengenai kepemimpinan adalah bahwa semua perselisihan akan dikembalikan
kepada Allah swt dan Muhammad saw.
Hijrah Nabi Muhammad saw tidak hanya mengajarkan kita bagaimana strategi
Nabi saw dalam mengamankan agama Islam dengan “lari” dari Mekkah dan
kafir Quraisy menuju Yatsrib yang telah didahului oleh ekspedisi
pengislaman oleh Mushab bin Umair, tetapi juga mengajarkan proses
transformasi dari konsep spiritual keagamaan menuju tataran praktis
kepemimpinan. Hijrah pada tataran ini menunjukkan bahwa transformasi
dari kebenaran aqidah harus berimplikasi pada tatanan masyarakat.
Hijrah juga memberikan keterangan yang jelas untuk membantah bahwa agama adalah masalah hubungan dengan Tuhan saja sedangkan masalah dunia adalah urusan tersendiri. Konsep sekularisasi terbantah jelas dengan peristiwa ini. Merubah nama Yatsrib menjadi Madinah juga membawa pesan daerah Islam. Kata “Madinah” menurut al-Attas adalah bentukan dari kata diin (Dal-Ya'-Nuun). Dengan demikian, wilayah kekuasaan tersebut berbasiskan diin (agama), jauh dari sekuler.
Hijrah juga memberikan keterangan yang jelas untuk membantah bahwa agama adalah masalah hubungan dengan Tuhan saja sedangkan masalah dunia adalah urusan tersendiri. Konsep sekularisasi terbantah jelas dengan peristiwa ini. Merubah nama Yatsrib menjadi Madinah juga membawa pesan daerah Islam. Kata “Madinah” menurut al-Attas adalah bentukan dari kata diin (Dal-Ya'-Nuun). Dengan demikian, wilayah kekuasaan tersebut berbasiskan diin (agama), jauh dari sekuler.
Ibnu Taimiyyah memberikan sebuah keterangan bahwa Islam ditegakkan
dengan dua hal, yakni Al-Quran dan pedang. Jika umat tidak bisa
diluruskan dengan ini (Al-Quran) maka diluruskan dengan ini (pedang).
Pedang bukanlah simbol dari peperangan melainkan kekuasaan negara.
Sebagian hukum syariat Islam membutuhkan kekusaan agar hukum tersebut
dapat terlaksana. Untuk mempertahankan Islam dan wilayahnya, Islam juga
membutuhkan seorang pemimpin negara. Oleh karena itulah Islam,
kepemimpinan, dan negara tidak dapat dipisahkan.
Para tokoh Islam seharusnya mempelajari fase sejarah ini. Mereka tidak
bisa hanya menjadi ustadz dan kyai yang ada di balik meja-meja mereka.
Mereka adalah pemimpin spiritual umat Islam yang mengajarkan aqidah yang
benar dan ibadah yang hanya kepada Allah saja. Sebagian lagi
mengajarkan amalan-amalan hati pada tarekat-tarekat mereka. Tidak boleh
pada pemimpin spiritual berhenti pada fase ini. Para pemimpin ini harus
melangkah pada tahapan berikutnya yakni membangun masyarakat. Tentunya
sembari tetap memperbaiki dan mentarbiyah masyarakat di bidang aqidah,
ibadah, dan akhlak. Para tokoh Islam harus membangun domisili
masing-masing, tidak hanya pada masalah spiritual tetapi juga pada
masalah kesejahteraan umum.
Rasulullah saw mengajarkan bahwa dalam butir perjanjiannya dengan umat
Islam, hak-hak ekonomi dan kemerdekaan masyarakat diakui, “Orang mukmin
tidak boleh meninggalkan seseorang yang menanggung beban hidup diantara
sesama mereka dan memberinya dengan cara yang ma’ruf dalam membayar
tebusan atau membebaskan tawanan”. Orang yang paling lemah juga diakui,
“Jaminan Allah adalah satu. Orang yang paling lemah diantara mereka pun
berhak mendapat perlindungan.”
Pemimpin Islam harus memimpin gerakan Islam yang aplikatif tidak sebatas
pada konsep-konsep teologis dan peribadatan. Islam harus bisa menjawab
tantangan kehidupan dengan memberikan kepada ulama-ulama mereka ruang
memimpin masyarakat, atau paling tidak orang-orang yang berkomitmen
kepada Islam bisa membimbing masyarakat kepada Islam yang menyeluruh dan
mencakup aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, budaya,
kemananan, dan lain-lain. Masjid-masjid adalah ruang diskusi kenegaraan,
mengatur urusan umat sebagimana Rasulullah saw menjadikan masjid
sebagai parlemen dan gedung pemerintahan. Rasul saw biasa syura dengan
para sahabatnya untuk menyelesaikan urusan keumatan kenegaraan di
masjid.
Ulama adalah pewaris nabi. Konsekuensinya adalah bahwa ulama harus
menjadi pemimpin gerakan Islam dalam rangka mewujudkan Islam yang
rahmatan lil alamin. Islam tidak berhenti pada amalan pribadi tetapi
menuju puncaknya sebagai rahmat alam. Ustadz Hasan Al-Banna sampai
menuliskan bahwa amal itu berujung pada Islam sebagai guru alam semesta
(Ustadziyyatul-'Alam), tidak lagi amalan pribadi. Ulama pemimpin
spiritual sekaligus pemimpin negara sebagaimana dicontohkan oleh Nabi
saw dan Khulafa' Rasyidiin.
Era kontemporer telah menunjukkan kinerja Islam yang demikian dengan
adanaya kelompok-kelompok dalam masyarakat Islam. Organisasi semacam
Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Muhammadiyah di Indonesia telah mencapai
level dimana Islam tidak lagi menjadi masalah ritual dan keyakinan, tapi
menjadi praktek tata hidup dan kenegaraan. Kita hanya tinggal menunggu
waktu di mana negara-negara di dunia mennganut tata aturan hukum Islam
dalam kehidupan masyarakat dan negara mereka, jika para ulama bergerak
bersama ke arah itu. Wa Allahu a’lam
*http://www.suara-islam.com/read/index/3890
Langganan:
Postingan (Atom)