This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 18 November 2013

PELANTIKAN BEM & MPK 2013-2014

Penerimaan Murid Baru (PMB) 2013

SYIFES 2013

Minggu, 17 November 2013

Registrasi Online PMB Sudah Dibuka



silahkan klik pada link PMB AS-SYIFA BOARDING SCHOOL

Rabu, 13 November 2013

Pemerintah Kudeta Akan Ijinkan Perayaan Syiah pada 10 Muharam

Masjid Husain di Kairo (inet)

Akhirnya terbongkar lagi wajah Mesir seperti apa yang diinginkan As-Sisi. Seorang aktivis syiah Mesir, Amru Abdullah, menyebutkan bahwa perayaan tahunan kelompok syiah akan dilaksanakan pada tanggal 10 Muharam (Kamis, 14/11/2013) di depan masjid Imam Husain, Kairo.
Amru juga menyebutkan bahwa perayaan ini dilaksanakan dengan kordinasi Kementrian Wakaf untuk masalah perijinan. Sedangkan untuk masalah keamanan, mereka telah berkordinasi dengan Kemendagri. Amru menilai bahwa sikap pemerintah kudeta ini adalah bentuk menghormati HAM kelompok syiah.
Hal ini mendapatkan kritikan banyak pihak. Misalnya Dr. Alaa Shadiq, pengamat politik dan sepakbola, menulis dalam akun twitternya, “Sekarang ada perayaan syiah di masjid Husain. Kalau hal itu dibolehkan, besok-besok pasti akan ada siaran langsung upacara para penyembah setan.”
Adil Nashar, anggota dewan pimpinan Dakwah Salafiyah meminta seluruh pihak untuk mencegah dilaksanakannya perayaan syiah tersebut. Beliau meminta agar masyarakat dijelaskan tentang kesesatan ajaran dan akidah kelompok agama ini.
Menurutnya, saat ini sedang ada agenda internasional dalam penyebaran syiah. Mesir salah satu target mereka. Ini sangat berbahaya karena syiah, menurutnya, adalah pihak yang bertanggung jawab atas runtuhnya khilafah Islamiyah di Baghdad saat mereka bersekongkol dengan Hulako, dan juga bertanggung jawab atas jatuhnya Irak karena mereka bekerja sama dengan Amerika. (msa/dakwatuna/egytwindow/masrawy/almesryoon)
Redaktur: moh sofwan

bintang ‘Rugby League’ menemukan jalan hidayah-Nya

Halaman depan koran hari ini! (power of dakwah-UK). Suatu hari Blake Ferguson mengambil syahadatnya bersama juara petinju Anthony Mundine. (bidadari_azzam)
Pembaca tak akan memahami betapa fantastisnya keharuan dalam gambar surat kabar yang terpampang itu, jika belum mengetahui peristiwa awal mula brother Blake tersebut menyatakan syahadatnya.
Jika tidak tahu siapa Blake, beliau adalah seorang pemain bintang ‘Rugby League’ yang sedang mengalami salah satu musim terbaik dalam karirnya tahun ini, sampai kemudian ia ‘dibuang dari The-NSW Origin Squad dan dipecat dari timnya sendiri Canberra Raiders dikarenakan penyerangan tidak sesuai aturan dan bermasalah dalam penyalahgunaan alkohol. Ia amat terpukul, ia merasa hancur. Ia telah mengalami masa jatuh saat itu, terjerumus di jurang terdalam dengan problema tersebut dan media menodai citranya dengan berulang-kali mengatakan bahwa dia tidak pantas mengenakan ‘jersey NSW’—perjuangan karir dan cita-citanya sepanjang masa muda ini.
Segera setelah ia dicoret dari timnya, sepupunya Anthony Mundine (Muslim muallaf dan juara petinju) tidak membuang waktu dan bergegas membantunya. Anthony langsung menyetir mobilnya menuju ke hotel tempat tim NSW berada pada pukul 8 pagi hari dan berjanji untuk tetap di sisi saudaranya sampai keadaan menjadi lebih baik. Ia menolak untuk disebut-disebut bahwa brother-nya sebagai seorang pecandu alkohol kelas berat, tetapi mengatakan bahwa berikanlah kesempatan, bahwa dia akan membantunya melewati masa menuju titik balik, karena kejadian itu ‘hanya’ sebuah skenario hidup saat melalui masa-masa sulit.
Sudah tentu titik balik brother Blake adalah kembali kepada ‘janji-Nya’ kepada Tuhan, Sang Pencipta, brother Anthony mengajaknya untuk berpikir logis mengenai tujuan penciptaan diri kita di muka bumi, bahwa kita adalah manusia, hamba-NYA, yang harus menerapkan aturan-aturan-NYA. Petunjuk jalan kita adalah Al-Islam, keselamatan di dunia dan akhirat.
Orang-orang penggemarnya serta para pencari berita dapat melecehkan dan menghinanya jika berada dalam keterpurukan, sedangkan Al-Islam malah mengarahkan dirinya untuk kembali menuju jalan selamat.
Begitulah, Allah azza wa jalla melimpahkan hidayah-Nya kepada brother kita ini, ia menyadari bahwa hanya Allah SWT yang mengerti solusi hidupnya. Ia merasa bersyukur bahwa masih ada kesempatan untuk bertaubat, masih punya waktu untuk memperbaiki dan menjaga organ-organ tubuhnya tatkala hidayah Allah SWT telah didekap saat ini.
Congrats, brothers! Sudah beberapa bulan sejak kejadian itu, dan kita bisa katakan Alhamdulilahirabbil ‘alamiin. Allah ta’ala telah menuntun Blake Islam melalui tindakan sederhana dari sepupunya, kebaikan dan kasih sayang dari brother kita, Mundine. Ini adalah nilai-nilai Islam yang benar, yang diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Islam terbukti merupakan jalan hidup beraturan, indah dan tertib untuk semesta, (bagi seluruh muslim atau non muslim), fenomena zaman ini, mereka kembali kepada al-Islam setiap kali mereka membutuhkan (berada dalam keterpurukan). Bermakna bahwa Allah ta’ala yang langsung memberikan didikan-Nya, pelajaran-pelajaran dari-Nya.
Sedangkan kita yang telah lama menjadi muslim, bagaimanakah kondisi diri ini? Masihkah kita ingat bahwa ‘menzhalimi diri’ adalah hal yang dilarang? Masih banyak muslim yang ‘cuek’ meneguk minuman beralkohol serta membiarkan organ-organ tubuhnya kian rapuh akibat hantaman minuman keras itu, na’udzubillah minzaliik… (Apalagi ketika berjumpa muslim yang minim komunitas, saat di Eropa, tak ada yang mengingatkannya atas perbuatan tersebut, namun bila diingatkan, malah pergi menjauh). Masih banyak di antara kita yang tidak peduli dengan honor atau gaji yang diperoleh, halal atau haram disantap dengan ‘cuek’, tanpa rasa takut akan azab-Nya. Bahkan kian gelaplah hati dan wajah dengan bertambah maksiat dalam keseharian kita, meskipun jutaan da’i dan da’iyah selalu hadir di sekitar kita, nasihat yang diberikan telah menguap tanpa bekas, naudzubillahiminzaliik.
Sungguh air mata bahagia atas hidayah-Nya sangat deras jika mengenang kisah emosional para muallaf, saya pun mengenang seorang sister yang memiliki kebiasaan buruk seperti brother Blake dahulu. Di Krakow, sister tersebut dulunya sering bertengkar dengan suami gara-gara sama-sama kecanduan, rokok dan alkohol, sepasang benda penghancur raga manusia. Bahkan akhirnya mereka bercerai. Atas izin-Nya, ia menemui jalan kebenaran, agama Islam yang sekarang dipeluknya. Meski dengan ‘tangis pengorbanan luar biasa’, ia harus menyesali kepergian janin yang dirindukannya, ia harus menyesali diri karena nikmat sehat telah diabaikannya dalam waktu yang lama. Kita harus berkaca diri, Islam adalah solusi bagi kita semua.
Subhanallah, selalu ada iktibar buat kita yang memiliki akal sehat dan nurani penuh rasa syukur, insya Allah. Semoga Allah SWT menjaga brothers dan sister muallaf ini, memantapkan ketabahan hatinya dan membuat perjalanannya mudah, Aamiin. Barakallah…
Salam Ukhuwah, @bidadari_azzam, Kuala Lumpur, Dzulhijjah 1435 H

Pemuda di Negeri Madyan

Ahmad Budiman, Lc.


Negeri itu masih teramat baru baginya. Madyan, begitu orang-orang menamai negeri itu. Tak ada keluarga, tak ada saudara, tak ada kenalan dan tak ada yang ia tau tentang negeri itu. Ia merasa begitu asing di negeri baru itu. Pemuda itu Bagaikan hidup sebatang kara. Begitu yang ia rasa. Hanya Tuhan satu-satunya yang ia punya.
Di tengah gundahnya memikirkan nasib baik dari Tuhannya, dilihatnya kerumanan orang yang membawa gembala mereka sedang berkumpul. Mereka sedang memberikan air minum untuk setiap gembala yang mereka punya dari sebuah mata air. Mereka berdesakan, berlomba untuk lebih dahulu mendapatkan kesempatan memberikan minuman untuk gembalaan mereka.
Tak jauh dari kumpulan mereka, berdiri dua orang gadis yang juga menunggu giliran memberikan minuman untuk gembalaan mereka. Mereka tak bisa menyerobot mengingat penuh berdesakannya orang disekitar mata air tadi. Hatinya tergerak. Ia telusuri langkah demi langkah mendekati dua perempuan tadi.
“Kalian sedang apa?” tanyanya sedikit berempati.
“Kami sedang menunggu giliran untuk bisa memberikan minum gembalaan kami ini”, jawab salah seorang mereka. ”Sedangkan mata air itu kini disesaki pengembala laki-laki yang kuat lagi banyak jumlahnya. Sebenarnya bapak kami lah yang biasanya memberikan minuman buat gembalaan ini. Tapi, karena usia yang telah sekamin tua, maka ia tak sanggup lagi melakukan itu sekarang” lanjutnya menjelaskan.
Melihat banyaknya para pengembala dan jumlah gembalaannya, sulit rasanya bagi kedua perempuan tadi untuk bisa memberikan minum untuk gembalaannya sesegera mungkin. Pemuda tadi mengambil inisiatif. Ia giring gembalaan dua perempuan tadi mendekat ke mata iar. Dengan sigap, ia berikan luang yang cukup sehingga gembalaan kedua perempuan tadi bisa minum disana.
Setelah usai, ia serahkan kembali gembalaan itu kepada kedua orang perempuan tadi. Kedua perempuan tadipun mohon pamit setelah mengucapkan terima kasih.
Dalam kepenatannya usai perjalanan yang panjang ditambah lagi memberikan minuman untuk gembalaan, ia cari pohon untuk berteduh. Dalam renungannya, ia panjatkan doa pada Yang Maha Kuasa, “Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir”. (Ya Rabb, aku benar-benar butuh curahan kebaikan dariMu). Begitu bunyi lantunan doa itu ia panjatkan. Tak lagi ia tahu kemana mesti mengadu akan keadaan dan nasib dirinya yang kini di negeri antah berantah itu.
Disela-sela istirahatnya, ia didatangai seseorang perempuan yang berjalan dengan malu-malu. Pemuda itu menoleh padanya. Dan kemudian teringat bahwa perempuan tu adalah salah satu perempuan yang ditolongnya tadi. Perempuan tu berujar padanya, “Bapakku memanggilmu. Dia ingin memberikan upah karena kamu telah membantu memberikan minum untuk gembalaan kami.”
Ia pun bertemu dengan bapak kedua perempuan tadi. Dan setelah berjumpa, kedua orang itu akhirnya larut dalam perbincangan yang panjang. Setelah keduanya usai bercerita, salah seorang anak perempuan sang bapak berujar pada bapaknya, “Wahai bapak, pekerjakanlah dia. Karena dia memiliki sifat terbaik yang dimiliki seorang pekerja keras, yaitu kuat dan amanah”.
Tak lama berselang, akhirnya sang bapak menawarkan kepada sang pemuda tadi untuk dinikahkan dengan salah seorang anak perempuamnya. Entah mengapa, ia merasa bahwa inilah jawaban doanya yang ia panjatkan pada Tuhan beberapa saat sebelumnya. Ia pun menerima tawaran tadi. Dengan syarat bahwa ia mau bekerja pada sang bapak untuk mengembalakan ternaknya untuk masa beberapa tahun lamanya.
Ikhwah sekalian, kisah ini adalah kisah nyata. Pemuda itu adalah Nabi Musa. Sedangkan sang bapak adalah Nabi Syu’aib. Cerita ini dimulai saat nabi musa memutuskan meniggalkan kota tempat di mana firaun berkuasa. Sampai akhirnya nabi Musa sampai di sebuah negeri bernama madyan.
Jika cerita tadi hanya cerita lepas tanpa diambil pelajaran, terlalu rugi rasanya. Maka dari itu, mungkin ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kisah nabi musa ini;

Saat datang ke sebuah negeri yang bahkan begitu asing bagi kita, ingat bahwa kita tidak sendiri. Ada Allah di bumi manapun kita berpijak. Bahkan kala hidup terasa sebatang kara, Allah selalu ada untuk kita. Maka jangan takut untuk pulang kampung.

Perhatianlah dengan kondisi sekitar. Apa yang kira-kira bisa dibantu, lakukanlah. Karena kita tidak tau, boleh jadi hal itu menjadi jalan terbukanya solusi dan pintu rezeki. Jangan terlalu menutup diri. Bergaullah, keluarlah dan temui orang-orang sekitar. Bergeraklah, dan pikirkan solusi apa yang bisa ditawarkan. Berinisiatiflah untuk berbuat sesuatu walaupun terlihat sederhana seperti inisiatifnya nabi musa membantu dua perempuan tadi.

Karena lapangan hidup terlalu luas, maka punya banyak skill juga mesti dipikirkan. Ada begitu banyak orang yang akhirnya bekerja dibidang A, padahal dahulunya sekolah di jurusan C. kalau bahasa sekarang, anak kuliah syariah, juga mesti buka diri untuk menguasai bidang lain. Siapa tau nanti disuruh dengan yang nggak ada kaitannya dengan dunia syariah. Seorang nabi pun juga punya banyak keahlian, bukan cuma memberi pelajaran bagi umatnya.

Bagi yang ingin dimudahkan jodoh dan dilapangkan rezeki, mungkin nabi Musa juga ingin mengajarkan kepada kita agar membaca doa ini berulang-ulang. 

 رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِير

(Q.S. Al-Qashas : 24). 


Setelah membaca doa ini, nabi Musa diberikan jodoh dan mendapatkan kerja dari sang mertua. Bahkan mengembalakan ternak. Kalau zaman sekarang, mungkin setara dengan disuruh ngurus perusahaan. 


Jika seorang perempuan, sebaiknya menjadi perempuan yang pemalu. Tapi bukan yang malu-maluin. Bertemu dan berinteraksi boleh, tapi bukan juga yang lantang bergaul sana sini dengan lawan jenis. Tapi jangan malu untuk belajar, karena malu dalam belajar bikin kita nggak pernah dapat ilmu.

Orang tua punya andil besar dalam rangka ikut mensholehkan anaknya. Meskipun pada akhirnya masing-masing anaklah yang akan menentukan jalan hidupnya. Maka, liat perempuan juga bisa dengan lihat bapaknya. Kalau bapaknya sholeh, mudah-mudahan anaknya nggak jauh-jauh amat. Seperti nabi Syu’aib yang sholeh, punya anak yang sholehah.

Ciri pekerja yang disukai itu adalah yang kuat dan amanah. Karena kalau lemah, bikin sang majikan yang rugi. Kalau nggak amanah, majikan bisa rugi dua kali lipat. Ini juga jadi motifasi biar bisa jaga kesehatan dan perbanyak olahraga. Kalau olah raga kurang, senam pribadi usahakan jangan ditinggalkan.
 
*http://www.sinaimesir.net/2013/11/pemuda-di-negeri-madyan.html

Kehormatan Di Atas Kehormatan



Ishmah Addîn Khâtûn
Salah seorang perempuan yang tak banyak disebut sejarah tapi memiliki peran penting dalam masa-masa sulit umat Islam. Perempuan yang pernah mendampingi dua lelaki besar. Dua pahlawan penting. Dua pejuang gagah. Dua tokoh yang diabadikan sejarah. Pertama, Sultan Nuruddin Zanky. Dan setelah beliau wafat Shalahuddin al-Ayyubi menjadi suami keduanya. Dua tokoh penting di balik perseteruan ideologis umat Islam dan tentara salib.
Perempuan ini berada dibalik lelaki bermental baja, Sultan Nuruddin yang telah bersiap dengan menyiapkan mimbar untuk digunakan di Masjid Al-Aqsha, namun hingga dirinya wafat mimpi dan rencana besarnya tersebut tidak juga terwujud di alam nyata. Inilah barangkali yang menjadikan Shalahuddin meminang beliau sekaligus menjaga warisan cita-cita Sultan Nuruddin Zanky untuk menaklukkan Bait al-Maqdis dari tangan tentara salib. Mewujudkan mimpi Sultan Nuruddin juga mimpi istrinya Ishmah Khatun.
Bapaknya, Atabik Mu’inuddin adalah seorang penasehat kerajaan di Damaskus di era pemerintahan Seljuk. Saat negara benar-benar lemah di bawah kepemimpinan Raja Mujiruddin Abeq, Sang Ayah bahkan berperan bak Nizhamul Mulk; Sang Raja yang sesungguhnya.
Ishmah tumbuh dan besar di benteng-benteng Seljuk, hingga keluarga Zanky memerintah. Dididik langsung oleh ayahnya yang pakar politik dan militer menjadikannya tidak seperti kebanyakan perempuan di zamannya. Selain itu pendekatan keluarga Zanky dengan Damaskus juga patut diacungi jempol. Sultan Nuruddin memerankan politik koalisi dan saling menolong serta saling membela sebagai ganti dari penaklukan-penaklukan sesama kaum muslimin. Maka jadilah Damaskus yang kuat, dan dengan sendirinya keluarga Zanky menjadi diterima di sana.
Dialog dan surat menyurat antara Mu’inuddin dan Nuruddin Zanki menjadikan keduanya sangat mengenal satu sama lain. Hingga akhirnya keduanya pun melanjutkkan hubungan yang sudah baik tersebut dengan semakin memperkuatnya melalui hubungan kekerabatan dan pernikahan. Nuruddin meminang putri Mu’inuddin, Ishmah Addin Khotun.
Beruntunglah sang pejuang yang memiliki seribu obsesi kebaikan tersebut. Ia dipertemukan Allah dengan seorang perempuan tangguh didikan ayahnya yang kuat dan cerdik serta terkenal keshalihannya. Cantik zhahirnya, berakhlak tinggi dan memiliki iffah serta rasa malu yang lebih dari perempuan lainnya.
Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah wa an-Nihâyahnya bahkan secara eksplisit memuji Ishamh Addin Khatun, “Dia termasuk salah satu perempuan tercantik, paling iffah dan pemalu, banyak melayani rakyatnya, berpegang teguh pada ajaran agamanya”. Barangkali ini pula yang kemudian menjadikan Shalahuddin segera meminangnya setelah suami pertamanya, Sultan Nuruddin Zanky wafat dan habis masa iddahnya. Terlebih Abu Syamah al-Maqdisy menjelaskan dalam bukunya “Raudhatain fi Akhbâr An-Nûriyah wa Ash-Shalâhiyyah” bahwa Ishmah semakin rajin bersedekah sepeninggal Sultan Nuruddin. Beliau juga makin banyak berkeliling memenuhi hajat rakyatnya dan rakyat suaminya. Dan Abdul Qadir An-Nu’aimy dalam ad-Dâris fi Târîkh al-Madâris menambah, “… beliau punya kebijakan cerdas, alirkan sedekah-sedekah, menggaji para fuqaha…”
Dalam beberapa kesempatan Ishmah bahkan disebut sebagai seorang pakar fikih perempuan (faqîhah) yang bermadzhab hanafi. Beliau belajar di Madrasah al-Khatuniyah di Damaskus. Beliau bahkan dikenal kemudian sebagai donatur sekaligus inisiator kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Dengan semangat reformatifnya sekolah ini juga nantinya menjelma menjadi sekolah penting yang melahirkan banyak ulama madzhab hanafi yang terkenal.
Selain keshalihan dan kecerdasannya, Ishmah Khatun juga dikenal memiliki kesabaran yang luar biasa. Di antara contoh kesabaran beliau adalah, menantikan keturunan dari Sang Sultan Nuruddin yang baru dikarunia keturunan darinya nyaris hampir dua puluh tahun lamanya. Selama mendampingi Sang Sultan, Ishmah –hanya- dikaruniai tiga orang anak. Seorang anaknya meninggal ketika masih bayi, seorang lagi meninggal di usia kanak-kanak. Sehingga kemudian beliau hanya memiliki seorang anak saja dari Sultan Nuruddin bernama Isma’il yang nanti dijuluki dengan al-Malek Ash-Shalih.
Bentuk kesabaran kedua adalah penantian panjangnya untuk menyaksikan langsung penaklukan Masjid al-Aqsha dari tangan tentara salib. Namun Allah berkehendak lain. Ishmah ad-Din Khâtun wafat pada tahun 581 H, sebelum kedua matanya menyaksikan langsung pembebasan al-Aqsha tersebut. Mimpinya sebagaimana mimpi suaminya juga belum terwujud di masa hidupnya.
Ia bawa mimpi pembebasan al-Aqsha bersama ruhnya menjadi saksi obsesi mulia yang dimilikinya yang dititipkan pada suaminya juga umat Islam setelahnya untuk terus melakukan usaha penaklukan dengan gigih dan pantang menyerah. Dan enam tahun setelah wafatnya beliau suaminya yang pemberani dan pakar strategi perang itu berhasil taklukkan kembali Masjid al-Aqsha. Wakili istrinya juga Sultan Nuruddin wujudkan mimpi dan cita-cita. Maka kemudian beliau letakkan mimbar Nuruddin ini ke dalam Masjid al-Aqsha sebagai mimbar utama yang telah disiapkan selama dua puluh tahun sebelum penaklukannya. Dan kemudian menjelma menjadi mimbar utama sampai tahun 1969 M ketika mimbar bersejarah tersebut terbakar bersama terbakarnya Masjid al-Aqsha yang dilakukan oleh orang Zionis Israel.
Berita wafatnya Ishmah Khâtun sendiri dirahasiakan pihak istana. Kabar duka tersebut baru diketahui suaminya, Shalahuddin al-Ayyubi tiga bulan setelahnya.
Perempuan yang menjaga kehormatannya itu telah pergi dengan catatan prestasinya, namun namanya akan terus ada bagi mereka yang mencari tahu sejarah besarnya. Perempuan terhormat yang telah mendampingi orang-orang terhormat yang bergulat dengan sejarah taklukkan keangkuhan dengan kekuatan ilmu, senjata, fisik, mental dan kesatuan umat.
Lahir dan tumbuh di pusat-pusat pengambilan keputusan. Dewasa dan mendampingi aktor-aktor pengambil keputusan penting. Dan kemudian meninggal di balik bilik-bilik pemegang kebijakan super penting. Lahir, tumbuh, berkembang, dewasa, hidup dan bersama di bilik-bilik kepemimpinan.
Mesti namanya tak semoncer kedua suaminya, Ishmah Khâtun adalah orang penting di balik para decision maker di istana Damaskus dan Kerajaan Syam.
Dengan terbiasa di lingkungan istana tak menjadikannya sosok yang angkuh dan sombong. Justru sebaliknya, beliau menjelma dengan segala kerendahan hati dan ketawadhuan serta kezuhudannya. Harta yang melimpah beliau “larikan” untuk pengembangan ilmu, mendukung program-program ahli fikih dan ulama, kemudian mensuply penguatan mental para pasukan muslim yang sedang berjuang melawan tentara salib. Hampir tak ada waktu dan materi yang dinikmati untuk kepentingan pribadinya
Perempuan pemalu itu tak malu-malu untuk menerima pinangan Shalahuddin, sebagaimana ia tak malu menyandang sebutan janda sepeninggal suami pertamanya Sultan Nuruddin. Saat menjanda kegiatan sosial dan keilmuannya malah meningkat dan sedekahnya semankin bervariasi. Dengan menikahi Shalahuddin ia berharap mewujudkan mimpi suaminya, membebaskan tanah suci Bait al-Maqdis dari tangan para salibis.
Meski impian dan cita-citanya untuk shalat di Masjid al-Aqsha tak tercapai, tapi dengan terbebasnya al-Quds oleh Shalahuddin menandakan bahwa Ishmah memiliki sentuhan pantang menyerah untuk sebuah pembebasan bermakna, penaklukan penuh spirit dan kemenangan yang fenomenal di tangan suaminya, dengan pasukan yang jauh lebih sedikit dari jumlah tentara salib yang merupakan aliansi kerajaan di Eropa.
Di samping dua lelaki hebat itu terdapat seorang perempuan hebat… Ishmah Ad-Dîn Khâtun.
Semoga Allah memberkatimu, memberkati keluarga dan keturunanmu, berharap ada lagi perempuan-perempuan tangguh sepertimu yang berani menjadi spirit para lelaki untuk bebaskan negeri yang terjajah dari berbagai dimensi. AlLâhu al-Musta’ân.

*ASPAC
 *sumber: http://www.sinaimesir.net/2013/10/kehormatan-di-atas-kehormatan.html

Guru Matematika Kami, Murabbiyah Kami



Dalam beberapa kesempatan, saya begitu saja teringat dengan asupan-asupan spirit tarbawi dan semangat qurani yang telah disuntikkan oleh guru Matematika saya sewaktu di madrasah aliyah dulu. Seorang ibu guru akhwat yang inspiratif, muda, enerjik, dan selalu penuh semangat.

Suntikan spirit dan semangat yang pada perkembangannya menjadi titik tolak perubahan besar pada diri saya. Bahwa betapa di sekolah itulah saya mulai mengenal arti kesadaran berislam yang sesungguhnya. Bahwa sejatinya pengakuan sebagai Muslim tidaklah sesederhana dan sekadar melakukan rutinitas ibadah shalat, puasa, zakat, dan semacamnya. Cakupan Islam ini luas, ajaran Islam itu menyeluruh. Maka, di samping bimbingan yang kami peroleh dari para ustadz dan senior, di sekolah itu kami juga merasa tercerahkan oleh petuah-petuah dan kisah-kisah dari guru Matematika kami tersebut.

Ibu Mutia Farina. Demikian nama ibu guru Matematika kami nan inspiratif itu. Beberapa menit sebelum pelajaran usai, beliau kerap bercerita tentang pergerakan, tarbiyah, dakwah, Palestina, Syaikh Ahmad Yasin, Hasan Al-Banna, dan sebagainya. Wacana-wacana semacam ini tentu saja masih baru dan asing bagi saya serta bagi teman-teman yang saat itu belum begitu mengenal apa itu tarbiyah. Namun, seiring perjalanan waktu, tanpa sadar hal tersebut secara tidak langsung semakin mengokohkan tekad dan langkah saya pribadi dalam menapaki jalan dakwah ini.

Dari titik inilah, sejak saat itu saya mulai meninggalkan hobi saya menggandrungi musik-musik pop dan Barat serta segala hal yang saya rasa sudah bertentangan dengan pilihan yang saya ambil. Mulai saat itu pula saya mulai membenahi diri dari hal sekecil-kecilnya dan bertekad menjadi seorang Muslim yang sebenar-benarnya. Ya, saya ingin seperti pahlawan-pahlawan yang diceritakan oleh Ibu Mutia di hadapan kami. Saya ingin menyerap seutuhnya nilai-nilai keteladanan yang telah diwariskan oleh Nabi dan para sahabat. Saya ingin… Ah, mungkin inilah secuil dari manisnya nikmat iman dan Islam itu.

Kembali ke cerita ibu guru Matematika saya tadi. Setiap kali masuk kelas dan memulai pelajaran, ada satu jargon pembakar semangat yang selalu beliau lantangkan di hadapan kami. Setiap kali beliau bertanya dengan gaya khasnya, “Kaifa hâlukum?”, maka kami dengan semangat empat lima biasanya secara serempak akan menjawab, “Alhamdulillâh… Luar Biasa… Allâhu Akbar…!!” Tentu saja jawaban-jawaban semacam ini bukan hasil rangkaian kata-kata kami sendiri, melainkan justru beliaulah yang “mendiktekan” hingga kami hafal dengan sebegitu mantapnya.

Hasilnya justru sangat luar biasa! Dengan pencerahan-pencerahan tarbawi yang beliau selipkan sedemikian rupa, pelajaran Matematika yang ketika itu terkesan “angker” bagi kebanyakan kami dan cenderung tidak kami sukai, seakan dengan simsalabim tersulap menjadi mengasyikkan oleh kehadiran ibu guru akhwat itu.

Sejak saat itu, sebagian besar teman-teman saya yang sama sekali tidak tertarik dengan segala tetek-bengek ilmu hitung-menghitung dengan serta merta jadi “menyukai” pelajaran Matematika. Terang saja, bukan karena Matematikanya tentunya. Tapi justru karena ibu guru akhwat yang membuat kami segan itu, dan juga karena sederetan inspirasi, motivasi, dan refleksi yang beliau ketengahkan tentang sahabat Nabi, tentang Palestina, Syaikh Ahmad Yasin, dan sang pembaharu Hasan Al-Banna yang bagi kami jauh lebih “menarik” ketimbang Matematika itu sendiri.

Maka jadilah jam pelajaran Matematika yang diampu oleh Ibu Mutia itu sebuah liqa’ yang mengasyikkan. Bahkan, pernah suatu ketika seorang teman saya berkomentar, seandainya seluruh jam pelajaran Matematika ini diisi dengan motivasi dan cerita-cerita inspiratif dari Ibu Mutia itu, tentu akan lebih menarik lagi. Ada-ada saja.

Sampai sekarang pun saya masih suka tertawa geli sendiri jika mengingat kenangan indah tersebut. Kini, Ibu Mutia Farina sudah tidak lagi mengajar di sekolah itu. Akan tetapi, spirit tarbawi dan semangat qurani yang beliau tanamkan dalam jiwa-jiwa kami, akan selalu terkenang sampai kapanpun. Terima kasih, Ibu Mutia.

________________
Jemi Hendiko, Lc. | Mahasiswa International Islamic University Malaysia (IIUM) Kuala Lumpur, Malaysia, Alumni SINAI
 
*sumber:http://www.sinaimesir.net/2013/05/guru-matematika-kami-murabbiyah-kami.html

Erdogan Puji Parlemen Turki Terkait Penghentian Diskriminasi Jilbab

Ilustrasi - Kerudung gaya muslimah Turki. (inet)
Ilustrasi – Kerudung gaya muslimah Turki. (inet)

Perdana Menteri Turki Recep Tayyi Erdogan memuji sikap Parlemen yang menerima masuknya anggota parlemen wanita yang berjilbab ke gedung Parlemen.
Dalam pidatonya, Kamis kemaren, Erdogan menyatakan pemerintahannya telah berhasil mengakhiri praktik-praktik diskriminasi.
“Paket demokratisasi terbaru bertujuan untuk memperkuat ekonomi, stabilitas, perdamaian dan keamanan kita. Dengan paket ini kami menjauhkan sikap yang tidak bermakna yang telah hilang tujuan dan kepentingannya, serta menghilangkan pembatasan-pembatasan kebebasan yang dapat membuat suasana sulit bagi komunitas-komunitas yang berbeda,” katanya.
Dia menegaskan, usaha pencabutan pelarangan jilbab tidak bermaksud politik dan juga tidak mempunyai dampak hukum kepada yang bersangkutan.
“Mereka yang tidak mengenakan jilbab, sama saja di depan negara sebagaimana warga negara lainnya. Menunjukkan favoritisme antara satu dengan yang lain tidak sesuai dengan prinsip-prinsip persamaan dan keadilan. Melihat seseorang sebagai warga negara yang diterima sementara menjauhkan yang lain berlawanan dengan kesadaran publik dan nilai-nilai kemanusiaan,” katanya.
Sementara itu, pimpinan oposisi sekuler Turki Kemal Kilicdaroglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) mengatakan dirinya sudah menerima kenyataan baru tersebut. “Saya sangat bahagia hari ini,” katanya kepada wartawan tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sebelumnya, Presiden Turki, President Abdullah Gül mengharapkan semua pihak dapat memahami kenyataan baru pencabutan pelarangan jilbab tersebut.
“Sejauh yang saya tahu, Ketua Parlemen mengatakan Piagam Parlemen tidak mempermasalahkannya. Pada akhirnya, ini sebuah isu yang harus diselesaikan secara politik,” katanya.
Gül juga mendukung adanya pergeseran pemahaman sekulerisme restriktif yang membatasi ke arah pemahaman mazhab Anglo-Saxon dalam memahami nilai-nilai luhur sekularisme.
“Saya bangga melihat bahwa negara kita sedang menjauh dalam pemahaman sekularisme [yang restriktif] menuju sekularisme yang sekarang diterapkan negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris,” katanya. (rol/sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Optimisme Beltagi dari Penjara: 10 Muharram adalah Hari Binasanya Firaun

Beltagi saat ditangkap (inet)
Beltagi saat ditangkap (inet)

Dr. Muhammad Beltagi, salah satu pimpinan Ikhwanul Muslimin yang saat ini berada dalam penjara kudeta, mengucapkan selamat kepada umat Islam dengan datangnya tahun baru Islam 1 Muharram 1435.
Dalam sebuah surat yang ditulisnya dari penjara lalu dimuat dalam akun facebooknya, Beltagi mengatakan, “Selamat Tahun Baru Hijriah. Dengan kehendak Allah swt., tahun ini umat Islam akan menuliskan pertempuran yang paling besar.
Umat Islam mempersembahkan pengorbanannya yang sangat besar untuk memperjuangkan kehendaknya yang merdeka. Umat Islam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, kebebasan, dan kemuliaan. Memerangi kedhaliman, kesewenang-wenangan, pemaksaan, dan pembunuhan. Umat Islam akan memperjuangkan hak-hak darah para syuhada; memperjuangkan pengadilan atas para penyiksa dan pengkhianat.
Di antara umat Islam ini ada yang meninggal dunia, menderita luka-luka, dan dipenjara. Sungguh besar pengorbanan yang telah dipersembahkannya. Tapi lebih besar lagi jiwa umat Islam ini yang telah menganggap semua itu biasa saja; harga yang harus dibayarkan dalam perjuangan mendapatkan ridha Allah swt. dan memenangkan keadilan, kebenaran dan kebebasan.
Sebentar lagi umat Islam akan melaksanakan puasa Tasu’a dan Asyura (9 dan 10 Muharram). Puasa hari itu adalah ungkapan syukur kepada Allah swt. yang telah membinasakan Firaun. Raja yang memaksakan kekuasaannya saat rakyatnya lemah.
Raja yang mengaku seenaknya mengatas-namakan rakyatnya berbuat kejahatan. “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.” [Ghafir; 29].
Raja yang meminta mandat untuk membunuhi rakyatnya dengan dalih memerangi terorisme. “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” [Ghafir; 26].
Raja yang membunuhi anak-anak muda, aset masa depan negara, “Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka.” [Al-A’raf: 127].
Raja ini terus melakukan kejahatannya, hingg datanglah siksaan dari Allah swt. “Maka Kami hukumlah Firaun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut.  Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang dlalim.” [Al-Qashash: 40]. (msa/dakwatuna/klmty)
Redaktur: moh sofwan

Presiden Mursi Ungkap Kronologi Kudeta Atas Dirinya

Presiden Mursi di awal-awal kudeta militer (islammemo)
Presiden Mursi di awal-awal kudeta militer (islammemo)

Kontributor: moh sofwan

Tim pengacara Presiden Mursi mengadakan konferensi pers hari ini, Rabu (13/11/2013). Dalam konferensi ini, disebutkan bahwa Presiden Mursi mengirimkan pesan kepada seluruh rakyat Mesir. Berikut pesan tersebut:
“Rakyat Mesir yang mulia, aku ingin menyampaikan kepada kalian gambaran peristiwa yang terjadi pada tanggal 3 Juli. Peristiwa itu adalah sebuah pengkhianatan kepada rakyat. Apa yang terjadi adalah sebuah kudeta militer.
Kudeta adalah sebuah kejahatan yang melanggar undang-undang dan peraturan dalam menggerakkan militer. Kudeta adalah perbuatan mengkhianati Allah swt. dan Rasul-Nya saat menteri pertahanan melakukan sumpah jabatannya. Kudeta juga perbuatan mengkhianati rakyat, karena telah memecah rakyat Mesir padahal mereka adalah sebuah keluarga.
Mesir tidak akan kembali pulih sebelum semua akibat kudeta dihilangkan; semua orang yang terlibat dalam pembantaian diadili. Mereka harus mendapatkan hukuman qisas yang mendatangkan keridhaan Allah swt.
Sejak tanggal 2 Juli, aku telah diculik di markas paspamres. Kemudian pada tanggal 5 Juli aku dipindahkan secara paksa ke salah satu pangkalan militer. Di tempat itu aku hanya sempat bertemu dengan Katerine Ashton (Uni Eropa), delegasi Uni Afrika, dan delegasi hakim yang melakukan pemeriksaan tapi aku menolak menjawab pertanyaan mereka.
Sejak saat itu aku tidak bertem

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/13/42135/presiden-mursi-ungkap-kronologi-kudeta-atas-dirinya/#ixzz2kaT0bOpw

Hari Asyura dan Kebinasaan Orang-orang Dhalim

Jasad Firaun yang diselamatkan Allah swt. untuk menjadi pelajaran (islamstory)
Oleh: moh sofwan
Kedhaliman dengan segala bentuknya adalah hal yang sangat dibenci dalam Islam. Walaupun yang didhalimi bukanlah orang-orang Islam. Karena Allah swt. berfirman dalam sebuah hadits qudsi: “Sesungguhnya Aku tidak akan berbuat dhalim. Aku juga jadikan kedhaliman sebagai sesuatu yang haram kalian lakukan. Maka janganlah kalian saling mendhalimi.”
Ketika pindah ke Madinah, Rasulullah saw. mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram (Asyura). Beliau bertanya, dan mereka menjawab, “Ini adalah hari baik. Ini adalah hari Allah swt. menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya (Firaun). Oleh karena itu Nabi Musa as. melaksanakan puasa pada hari ini.” Rasulullah saw. berkata, “Aku lebih berhak atas Nabi Musa daripada kalian.” Maka Rasulullah saw. pun berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk mengikutinya.
Awalnya puasa Asyura adalah wajib. Namun setelah turun perintah puasa bulan Ramadhan, puasa ini menjadi sunah. Rasulullah saw. menjanjikan orang yang melaksanakan puasa ini dengan ampunan perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukan selama setahun yang lalu.
Hikmah ajaran puasa ini, Rasulullah saw. ingin kita semua membaca dan mengambil pelajaran dari sejarah. Bani Israil pernah berada pada masa yang sangat sulit. Banyak orang meyakini bahwa kemenangan mereka adalah sesuatu yang mustahil. Firaun akan tetap berkuasa; orang-orang dhalim akan tetap menduduki jabatannya.
Namun tiba-tiba persepsi itu berubah seketika. Firaun dengan sombongnya memimpin pasukan menyeberangi Laut Merah setelah melihat Bani Israil menyeberanginya dengan sebuah mukjizat. Saat itulah Firaun dan pasukannyan dibinasakan dalam sekejap mata. Seperti inilah di antara kekuasaan Allah swt.
Penguasa yang dhalim, sekuat apapun, pasti sedang menapaki jalan kebinasaannya. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah swt. memberi tenggang waktu kepada orang dhalim, sehingga ketika disiksa tidak bisa mengelak lagi.”
Keyakinan dengan kemenangan dan pertolongan Allah swt. tidak boleh mati di hati umat Islam. Allah swt. berfirman: “Kemenangan itu adalah milik orang-orang yang bertakwa.” [Al-A’raf: 128]. Dan kebinasaan penguasa dhalim tidak hanya terjadi pada jaman Nabi Musa as. saja. Tapi akan terjadi seterusnya. Allah swt. berfirman: “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang lalim yang telah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya).” [Al-Anbiya: 11]
Ketika Abu Jahal terbunuh dalam perang Badar, Rasulullah saw. berkata, “Ini adalah firaunnya umat ini.” Perkataan ini menunjukkan bahwa akan ada penguasa-penguasa yang dhalim, tapi akhir mereka selalu saja kebinasaan seperti yang dialami Firaun.
Rasulullah saw. ingin umatnya mengingat dan meyakini kemenangan dan pertolongan Allah swt. ini, hingga akhirnya beliau memerintahkan umatnya melakasanakan puasa Asyura. (msa/dakwatuna/disarikan dari tulisan Raghib Sarjani dalam situs islamstory.com)

Heryawan: Anak Muda, Jadilah Pengusaha!


BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, persentase pengusaha di Indonesia masih sangat rendah, yakni hanya 0,8 persen penduduk. Idealnya, sebut dia, minimal ada 4 persen penduduk yang menjadi pengusaha.
"Pengusaha-pengusaha di Indonesia itu masih sangat sedikit dibandingkan dengan China," ujar Heryawan seusai memimpin rapat koordinasi terkait sengketa lahan di Jawa Barat, di Pengadilan Tinggi Jawa Barat, Bandung, Selasa (22/10/2013). Dia menyebutkan, ada 11 persen penduduk China yang menjadi pengusaha.
Karena itu, Heryawan mendorong anak-anak muda untuk menjadi pengusaha dibanding menjadi pekerja. "Kami mendorong jiwa-jiwa muda berpikir lebih jauh ke depan. Tidak mencari pekerjaan, tapi menciptakan lapangan pekerjaan," tegas dia.
Bila lapangan kerja banyak tercipta, ujar Heryawan, tentu saja angka pengangguran akan berkurang. Bila semua orang Indonesia memililih menjadi pekerja dan tak ada yang menjadi pengusaha, menurut dia, situasinya pun tak akan bagus.
Heryawan mengatakan, saat ini jumlah pengusaha muda di Jawa Barat sudah melampaui sebagian besar provinsi di Indonesia. "Tapi, kami belum puas dengan hal itu. Harus banyak terlahir pengusaha-pengusaha muda baru," tegas dia.
*sumber: http://regional.kompas.com/read/2013/10/23/0457282/Heryawan.Anak.Muda.Jadilah.Pengusaha.

Sekularisme Loe Gue End !

"Sekularisme Loe Gue End !" by @jonru21

Jumat, 01 November 2013










by @jonru21
blogger, penulis buku

1) #Sekularisme adalah akar dari liberalisme dan pluralisme. Sebuah faham yg berawal dari abad ke-16 di Eropa.

2) Saat itu masyarakat menderita oleh dominasi gereja. Muncul ide utk memisahkan urusan dunia dgn urusan agama. Inilah awal #Sekularisme.

3) Walau #Sekularisme berasal dari tradisi Kristen di Eropa, sayangnya banyak juga umat Muslim yang sekuler. Agama dan dunia dipisah.

4) Padahal di dalam Islam sama sekali tak ada ajaran #Sekularisme. Kata Al Quran: "Masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah."

5) Kaffah artinya keseluruhan. Total. Umat Muslim harus berislam secara total. Kalau #Sekularisme tentu tidak kaffah dong :-)

6) Semua perbuatan, tindakan, pemikiran kita harus berpedoman pd ajaran Islam. Inilah berislam yg benar. #Sekularisme tak dikenal dlm Islam.

7) Karena #Sekularisme tak ada dlm Islam, saya pun menulis buku "Sekuler Loe Gue End" bersama @malakmalakmal & Abd Abu Aisyah.

8) Buku "Sekuler Loe Gue End" ditulis dgn bahasa populer ala remaja, karena para remaja sangat rentan thd serangan virus #Sekularisme dst.



9) Berjilbab kalau ikut pengajian. Tapi kalau ke mall, pake rok mini dan tanktop. Inilah salah satu contoh #Sekularisme umat Islam.

10) Ngaku muslim, rajin shalat, sudah haji pula. Tapi hobi makan riba. Tak merasa bersalah. Inilah salah satu contoh #Sekularisme umat Islam.

11) Ngaku muslim, tapi masih percaya ramalan & paranormal, masih merayakan Valentine Day dan April Mop.

12) Termasuk #Sekularisme juga, beribadah dgn cara Islam, tapi berpolitik dengan cara jahiliyah.

13) Termasuk #Sekularisme juga beribadah dgn cara Islam, tapi berbisnis dgn cara ribawi.

14) Miris, karena makin banyak umat Islam yg menerapkan #Sekularisme. Agama cuma diterapkan saat ibadah. Di luar itu, agama silahkan minggir!

15) #Sekularisme adalah pintu gerbang menuju atheisme. Awalnya sih masih rajin ibadah. Tapi lama2 anti agama. Waspadalah!

16) Coba lihat saja orang2 liberal. Mereka belum jadi atheis, tapi hobi mencela dan menghina agama sendiri.

17) Mereka beragama dgn cara sesuka mereka. Aturan agama diabaikan. Padahal utk makan dan pipis saja ada aturannya.

18) Agama dibuat utk mengatur hidup kita sehari2. Tapi kenapa agama hanya boleh ada di rumah ibadah??? #Sekularisme = tidak logis.

19) Berislam secara kaffah adalah menerapkan Islam dlm seluruh aspek kehidupan kita tanpa kecuali. #Sekularisme Loe Gue End!

20) Kalau mau tahu lebih lanjut soal #Sekularisme yg aneh dan tak logis itu, yuk ikuti saja acara "Bedah Buku: Sekuler Loe Gue End!" Gratis Bro!



*https://twitter.com/jonru21

Turki Tawarkan Kuliah Gratis bagi Mahasiswa Indonesia Semua gratis, termasuk kuliah, uang saku, akomodasi hingga kesehatan.

Mesjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki
Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam,mengajak warga negara Indonesia (WNI) untuk menuntut ilmu ke negerinya. Pemerintah Turki setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada lebih dari 100 siswa asal Indonesia untuk kuliah di Turki melalui program beasiswa.

Beasiswa ini mencakup semua biaya, termasuk kuliah, uang saku bulanan, akomodasi, hingga tunjangan kesehatan. Demikian kata Zekeriya, ketika ditemuiVIVAnews pada Selasa malam di Ballroom Hotel Shangri-La dalam perayaan hari jadi ke-90 Turki.

"Kami memberikan lebih dari 100 beasiswa bagi WNI supaya mereka bisa belajar di Turki. Beasiswa ini tersedia untuk berbagai jenjang pendidikan, yakni sarjana dan pasca sarjana," kata dia.

Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000 lira Turki atau Rp5,5 juta.

Beasiswa ini mencakup semua biaya, termasuk kuliah, uang saku bulanan, akomodasi, hingga tunjangan kesehatan. Demikian kata Zekeriya, ketika ditemuiVIVAnews pada Selasa malam di Ballroom Hotel Shangri-La dalam perayaan hari jadi ke-90 Turki.

"Kami memberikan lebih dari 100 beasiswa bagi WNI supaya mereka bisa belajar di Turki. Beasiswa ini tersedia untuk berbagai jenjang pendidikan, yakni sarjana dan pasca sarjana," kata dia.

Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000 lira Turki atau Rp5,5 juta.

"Kami memberikan lebih dari 100 beasiswa bagi WNI supaya mereka bisa belajar di Turki. Beasiswa ini tersedia untuk berbagai jenjang pendidikan, yakni sarjana dan pasca sarjana," kata dia.

Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000 lira Turki atau Rp5,5 juta.

Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000 lira Turki atau Rp5,5 juta.

Ditanya VIVAnews soal perlunya penguasaan Bahasa Turki untuk meraih beasiswa itu, Zekeriya, menyebut hal itu tidak perlu. "Bahasa Turki akan Anda pelajari selama setahun nanti di sana, usai dinyatakan lolos," kata Akçam.

Tenggat waktu untuk pengajuan beasiswa pada tahun selanjutnya, menurut Zekeriya, ada pada bulan Maret dan Mei 2014. Dia menjamin, semua pelajar asing yang berkuliah di Turki akan merasa aman.

Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.

"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.

Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.

"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam

menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

Ditanya VIVAnews soal perlunya penguasaan Bahasa Turki untuk meraih beasiswa itu, Zekeriya, menyebut hal itu tidak perlu. "Bahasa Turki akan Anda pelajari selama setahun nanti di sana, usai dinyatakan lolos," kata Akçam.

Tenggat waktu untuk pengajuan beasiswa pada tahun selanjutnya, menurut Zekeriya, ada pada bulan Maret dan Mei 2014. Dia menjamin, semua pelajar asing yang berkuliah di Turki akan merasa aman.

Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.

"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.

Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.

"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam

menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

Tenggat waktu untuk pengajuan beasiswa pada tahun selanjutnya, menurut Zekeriya, ada pada bulan Maret dan Mei 2014. Dia menjamin, semua pelajar asing yang berkuliah di Turki akan merasa aman.

Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.

"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.

Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.

"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam

menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.

"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.

Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.

"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam

menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain," paparnya.

Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.

"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam

menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman. Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia mengaku masih sangat sedikit.

"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam

menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam

menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam

menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda Turki belajar di sini masih sedikit.

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat," kata Akçam. (art)

Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam,

Sementara itu, untuk biaya akomodasi, setiap mahasiswa dapat tinggal di asrama yang disediakan oleh kampus mereka secara gratis. Namun, apabila mereka ingin tinggal di luar asrama, biaya itu harus ditanggung pribadi.

*sumber:http://m.news.viva.co.id/news/read/454904-turki-tawarkan-kuliah-gratis-bagi-mahasiswa-indonesia

Jumat, 08 November 2013

Lowongan Tenaga Kependidikan SMAIT As-Syifa Boarding School

KESEMPATAN BERKARIR
Bidang Pendidikan dan Pengajaran (BPP) sebagai salah satu bidang yang ada di Yayasan Assyifa Al Khoeriyyah mengundang dan menginformasikan mengenai p eluang berkarir sebagai tenaga pendidik dan kependidikan di As-syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 2013-2014, kami membuka kesempatan emas bagi para tenaga profesional muda yang berwawasan keislaman dan ingin berkarir serta memberikan kontribusi dalam mendukung dan mengusung visi 'Membangun Peradaban' .
Posisi yang dibutuhkan :
A. Tenaga Pendidik/Staf Guru di SMPIT dan SMAIT As-Syifa Boarding School dengan Bidang Keahlian sebagai berikut:
  • Guru Bahasa Indonesia
  • Guru Matematika
  • Guru Fisika
B. Tenaga Kependidikan/Staf Tata Usaha dan Wali Asrama SMPIT dan SMAIT As-Syifa Boarding School sebagai berikut :
  • Wali Asrama Putra
  • Wali Asrama Putri
  • Office Boy
Persyaratan/Kualifikasi :
  • Muslim/Muslimah (berhijab)
  • Usia Maks. 30 thn
  • Pendidikan Strata Satu (S1) sesuai jurusan untuk Tenga Pendidik SMPIT/SMAIT
  • Pendidikan minimal D3 untuk Tenaga Kependidikan
  • Berpengalaman dibidangnya dan mampu berbahasa Inggris/Arab lebih diutamakan
  • Kemampuan membaca Al Qur'an baik (minimal hafal juz 30)
Berkas lamaran lengkap (Surat lamaran, CV, Foto 3x4 (warna) 2 lembar, Copy Ijazah terakhir, Copy KTP, SKCK, Sertifikat-sertifikat (jika ada), diterima lamaran paling lambat tanggal 31 Agustus 2013 dan ditujukan kepada :
Kepala Bagian SDM BPP
Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah
Jln. Raya Subang-Bandung KM.12 Desa Tambakmekar, Kec. Jalancagak, Kab. Subang
Jawa Barat 41281.
Cp : 081322342701 atau melalui e-mail : hrd.assyifa@gmail.com / hrd@assyifa-boardingschool.sch.id

Ust. Abdullah Mu'adz

Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah adalah sebuah lembaga nirlaba non pemerintah (non government organization) yang berkiprah dalam aktivitas dakwah islamiyah, sosial-kemanusiaan, dan pengembangan sumber daya manusia. Secara historis, Lembaga ini lahir di masa reformasi sebagai bentuk kepedulian sosial atas dampak krisis moneter yang menimpa bangsa Indonesia sekitar tahun dua ribuan. Penanganan dampak krisis yang dilakukan Lembaga ini, dari sisi keagamaan dan sosial-kemanusian cukup membantu program-program recovery yang dilakukan pemerintah pada saat itu. Prestasi pertama yang ditorehkan Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah pada awal kiprahnya adalah membantu rehabilitasi sebuah sekolah pemerintah di daerah Ciater Kabupaten Subang, yaitu SDN Giri Mekar pada tahun 2001.
Saat terjadi musibah tsunami di Aceh tahun 2004, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah mendapatkan kepercayaan untuk menyalurkan program bantuan kemanusiaan bagi korban bencana, berupa distribusi kebutuhan sandang pangan serta rehabilitasi bangunan mesjid. Demikian pula ketika terjadi musibah gempa di Tasikmalaya tahun 2009
Selain aktivitas di atas, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah memiliki program sosial lainnya sebagai berikut:
1.Memberikan beasiswa penuh kepada 150 santri penghafal Al-Qur’an (tahfizh)
2.Memberikan santunan dan beasiswa pendidikan kepada 120 anak yatim dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi
3.Memberikan insentif rutin kepada 50 orang penyuluh agama (da’i)
4.Mendistribusikan paket buka puasa, bingkisan hari raya, dan zakat setiap bulan Ramadhan
5.Mendistribusikan paket daging kurban setiap hari raya Idul Qurban
6.Mendistribusikan wakaf Al-Qur’an kepada keluarga dan komunitas muslim
7.Membantu pembangunan mesjid, madrasah, dan sarana air bersih
8.Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gratis, khitanan massal, dan kegiatan sosial lainnya

Hingga saat ini, Yayasan As-Syifa Al-Khoeriyyah terus berupaya mengembangkan diri dalam mewujudkan visinya “Menjadi NGO Yang Kokoh dan Mandiri Dalam Membangun, Membina dan Melayani Masyarakat.”
Adapun misi yang diemban untuk merealisasikan visinya adalah sebagai berikut:
1.Mengembangkan lembaga pendidikan unggulan kebanggaan ummat
2.Menyelenggarakan kegiatan keilmuan untuk mencerdaskan masyarakat
3.Mengelola aktifitas dakwah untuk melahirkan kader dakwah yang dapat berperan di masyarakat
4.Melakukan usaha-usaha ekonomi berbasis syariah secara mandiri
5.Membangun jejaring kemitraan dengan lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah
6.Memberikan kontribusi positif pada lingkungan, lembaga dan masyarakat

Hijrah Nabi; Dari Spiritual Menuju Negara


Oleh Wawan Dinawan*

Tiga belas tahun di Mekah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (saw) hanya mengajarkan bagaimana mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala (swt) dan menjauhi thaghut (sesembahan selain Allah). 
Hal yang dilakukan Nabi adalah pemurnian kepada tauhid. Masyarakat Arab pada saat itu sudah mengenal Allah swt sebagai tuhan mereka. Hanya saja di saat yang sama mereka menjadikan orang-orang shalih yang telah wafat diantara mereka untuk menjadi perantara antara diri mereka dan Allah swt, seperti yang disebutkan di surat Az-Zumar ayat ketiga. Mereka membuat patung Latta, Uzza, dan Manat; pendahulu-pendahulu mereka yang shalih lainnya sebagai perantara dalam ibadah. Selain itu mereka juga berada dalam kondisi jahiliyah dengan segala tingkah laku yang tidak manusiawi.
Dalam kondisi masyarakat yang demikian, Nabi saw beruzlah (menyendiri) menuju gua Hira. Di sanalah wahyu pertama diturunkan. Ketika perintah untuk menyebarkan ajaran Islam itu hadir, maka yang pertama kali didakwahkan adalah masalah konsep tauhid.

Al-Mubarokfurry menjelaskan ihwal turunnya wahyu kedua ini dengan bahasan, “Jadi hal-hal yang terangkum disini (Al-Muddatstsir:1-7) meliputi: 1) Tauhid, 2) Iman kepada Hari Akhirat, 3) membersihkan jiwa dengan cara mejauhi kemungkaran dan kekejian yang kadang-kadang mengakibatkan munculnya hal-hal yang kurang menyenangkan, mencari keutamaan, kesempurnaan, dan perbuatan-perbuatan yang baik, 4) menyerahkan semua urausan hanya kepada Allah, 5) Semua itu dilakukan setelah beriman kepada risalah Muhammad, bernaung dibawah kepemimpinan dan bimbingan beliau yang lurus.
Telah tampak bahwa poin-poin yang disebutkan di atas adalah poin-poin yang berhubungan dengan spiritualitas dan rohani, konsep ketuhanan, iman, dan hati. Tidak ada satu pun poin-poin tentang bagaimana mengatur urusan keuangan, kesejahteraan, dan politik. Fase mekah hanya mendakwahkan purifikasi penyembahan dan tata cara beribadah.
Setelah melakukan ekspedisi-ekspedisi hijrah ke beberapa negara, sampailah pada sebuah keputusan untuk menjadikan Yatsrib (Madinah) menjadi wilayah yang akan menjadi basis Islam. Sebelumnya Mush'ab bin Umair telah lebih dahulu menyerukan Islam di Yatsrib dan memberitahukan akan adanya seorang nabi yang diutus kepada mereka. Maka, Yatsrib menjadi wilayah yang tepat untuk menjadi basis.
Setelah sampai di Yatsrib, Nabi yang dahulu hanya membahas masalah iman dan tauhid, mengambil kebijakan-kebijakan kemasyarakatan dan kenegaraan. Kebijakan pertama adalah membangun masjid Nabawi sebagai basis kenegaraan. Masjid digunakan untuk shalat, tempat pengajaran, untuk menyelesaikan masalah, gedung parlemen dan tempat mengatur pemerintahan.
Kebijakan berikutnya adalah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Sebelumnya Anshar telah bersatu setelah sekian lama terjadi konflik antara Aus dan Khazraj. Dari mempersaudarakan sesama muslim, Nabi saw membuat butir-butir perjanjian Islam. Butir-butir perjanjian ini sangat menarik untuk disimak karena tidak membahas sedikitpun masalah aqidah—karena aqidah dianggap sudah jelas tertanam. Enam belas poin perjanjian itu membahas masalah kehidupan bermasyarakat. pada tahap ini Nabi saw telah menjadi pemimpin Islam bukan lagi sebagai pemimpin spiritual layaknya pada tarekat-tarekat sufi, melainkan berubah menjadi pemimpin masyarakat Islam dalam semua tatanan kehidupan berbangsa dan negara.
Tidak cukup dengan itu, Nabi saw merambah sebuah gagasan besar yakni membangun hubungan kenegaraan dengan Yahudi. Hubungan perjanjian ini kita kenal dengan Piagam Madinah (Shahifatul Madinah). Piagam madinah juga tidak membahas aqidah secara khusus. Poin penting dalam pembahasan mengenai kepemimpinan adalah bahwa semua perselisihan akan dikembalikan kepada Allah swt dan Muhammad saw.
Hijrah Nabi Muhammad saw tidak hanya mengajarkan kita bagaimana strategi Nabi saw dalam mengamankan agama Islam dengan “lari” dari Mekkah dan kafir Quraisy menuju Yatsrib yang telah didahului oleh ekspedisi pengislaman oleh Mushab bin Umair, tetapi juga mengajarkan proses transformasi dari konsep spiritual keagamaan menuju tataran praktis kepemimpinan. Hijrah pada tataran ini menunjukkan bahwa transformasi dari kebenaran aqidah harus berimplikasi pada tatanan masyarakat.

Hijrah juga memberikan keterangan yang jelas untuk membantah bahwa agama adalah masalah hubungan dengan Tuhan saja sedangkan masalah dunia adalah urusan tersendiri. Konsep sekularisasi terbantah jelas dengan peristiwa ini. Merubah nama Yatsrib menjadi Madinah juga membawa pesan daerah Islam. Kata “Madinah” menurut al-Attas adalah bentukan dari kata diin (Dal-Ya'-Nuun). Dengan demikian, wilayah kekuasaan tersebut berbasiskan diin (agama), jauh dari sekuler.
Ibnu Taimiyyah memberikan sebuah keterangan bahwa Islam ditegakkan dengan dua hal, yakni Al-Quran dan pedang. Jika umat tidak bisa diluruskan dengan ini (Al-Quran) maka diluruskan dengan ini (pedang). Pedang bukanlah simbol dari peperangan melainkan kekuasaan negara. Sebagian hukum syariat Islam membutuhkan kekusaan agar hukum tersebut dapat terlaksana. Untuk mempertahankan Islam dan wilayahnya, Islam juga membutuhkan seorang pemimpin negara. Oleh karena itulah Islam, kepemimpinan, dan negara tidak dapat dipisahkan.
Para tokoh Islam seharusnya mempelajari fase sejarah ini. Mereka tidak bisa hanya menjadi ustadz dan kyai yang ada di balik meja-meja mereka. Mereka adalah pemimpin spiritual umat Islam yang mengajarkan aqidah yang benar dan ibadah yang hanya kepada Allah saja. Sebagian lagi mengajarkan amalan-amalan hati pada tarekat-tarekat mereka. Tidak boleh pada pemimpin spiritual berhenti pada fase ini. Para pemimpin ini harus melangkah pada tahapan berikutnya yakni membangun masyarakat. Tentunya sembari tetap memperbaiki dan mentarbiyah masyarakat di bidang aqidah, ibadah, dan akhlak. Para tokoh Islam harus membangun domisili masing-masing, tidak hanya pada masalah spiritual tetapi juga pada masalah kesejahteraan umum.
Rasulullah saw mengajarkan bahwa dalam butir perjanjiannya dengan umat Islam, hak-hak ekonomi dan kemerdekaan masyarakat diakui, “Orang mukmin tidak boleh meninggalkan seseorang yang menanggung beban hidup diantara sesama mereka dan memberinya dengan cara yang ma’ruf dalam membayar tebusan atau membebaskan tawanan”. Orang yang paling lemah juga diakui, “Jaminan Allah adalah satu. Orang yang paling lemah diantara mereka pun berhak mendapat perlindungan.”
Pemimpin Islam harus memimpin gerakan Islam yang aplikatif tidak sebatas pada konsep-konsep teologis dan peribadatan. Islam harus bisa menjawab tantangan kehidupan dengan memberikan kepada ulama-ulama mereka ruang memimpin masyarakat, atau paling tidak orang-orang yang berkomitmen kepada Islam bisa membimbing masyarakat kepada Islam yang menyeluruh dan mencakup aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, budaya, kemananan, dan lain-lain. Masjid-masjid adalah ruang diskusi kenegaraan, mengatur urusan umat sebagimana Rasulullah saw menjadikan masjid sebagai parlemen dan gedung pemerintahan. Rasul saw biasa syura dengan para sahabatnya untuk menyelesaikan urusan keumatan kenegaraan di masjid.
Ulama adalah pewaris nabi. Konsekuensinya adalah bahwa ulama harus menjadi pemimpin gerakan Islam dalam rangka mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin. Islam tidak berhenti pada amalan pribadi tetapi menuju puncaknya sebagai rahmat alam. Ustadz Hasan Al-Banna sampai menuliskan bahwa amal itu berujung pada Islam sebagai guru alam semesta (Ustadziyyatul-'Alam), tidak lagi amalan pribadi. Ulama pemimpin spiritual sekaligus pemimpin negara sebagaimana dicontohkan oleh Nabi saw dan Khulafa' Rasyidiin.
Era kontemporer telah menunjukkan kinerja Islam yang demikian dengan adanaya kelompok-kelompok dalam masyarakat Islam. Organisasi semacam Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Muhammadiyah di Indonesia telah mencapai level dimana Islam tidak lagi menjadi masalah ritual dan keyakinan, tapi menjadi praktek tata hidup dan kenegaraan. Kita hanya tinggal menunggu waktu di mana negara-negara di dunia mennganut tata aturan hukum Islam dalam kehidupan masyarakat dan negara mereka, jika para ulama bergerak bersama ke arah itu. Wa Allahu a’lam
 
*http://www.suara-islam.com/read/index/3890

ARTIKEL GURU

POJOK ALUMNI 2